PWMU.CO-Taawun untuk Negeri yang menjadi tema milad Muhammadiyah sekarang ini merupakan konsep tertinggi dalam Islam. Yakni membantu umat untuk kebaikan.
Hal itu disampaikan tokoh Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin dalam ceramah peringatan milad Muhammadiyah di GOR Bung Karno Nganjuk, Ahad (13/1/2019).
Din menjelaskan, tahap pertama adalah taaruf. Artinya saling mengenal. Manusia diciptakan untuk saling mengenal satu sama lain. ”Kedua, setelah kenal dan berinteraksi harus berpegang teguh pada janji yang telah dibuat,” tuturnya.
Ketiga, sambung dia, adalah taawun, saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Karena kebaikan dan ketakwaan merupakan puncak pengamalan Islam. Taawuuna alal birri wattaqwa.
Muhammadiyah, dia menjelaskan, bukan paham tersendiri. Muhammadiyah adalah alat perjuangan menuju kejayaan Islam dan umat muslim. ”Warga Muhammdiyah harus berjuang di jalan Allah. Sekolah Muhammadiyah bukan hanya untuk warga Muhammadiyah tapi untuk umat Islam dan umat lainnya,” katanya.
Dia menceritakan, Unmuh Kupang NTT sebanyak 60-70 persen mahasiswa dan dosennya adalah non muslim. ”Begitu pula dengan Unmuh Sorong sekitar 80 persen dari 9.000 mahasiswanya adalah anak Papua asli yang banyak beragama Kristen,” cerita mantan ketua PP Muhammadiyah ini.
Sebelum dan sesudah berdirinya negara ini, tandas Din, Muhammadiyah tetap bertaawun untuk negeri. Amal usaha meliputi universitas, sekolah, rumah sakit yang didirikan Muhammadiyah kemanfaatannya bukan hanya untuk warga Muhammadiyah tapi bagi seluruh umat manusia.
Sebelumnya Ketua Panitia M. Aris Jatmiko SPdI mengatakan, acara ini awalnya direncanakan November 2018 namun baru bisa terealisasi Januari 2019. Dikarenakan acara berbarengan dengan agenda milad PWM Jawa Timur.
Meskipun kegiatan diundur Januari 2019 dia bersyukur hadirin bisa memenuhi arena GOR Bung Karno. ”Dari total 1.800 kursi yang disiapkan oleh panitia semua terisi penuh,” tandasnya.
Suksesnya kegiatan ini, sambung dia, panitia melibatkan seluruh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Nganjuk yang diketuai Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) didukung oleh PDM, PDA, PCM, PCA, PRM, PRA, Ortom, AUM dan Lazismu.
Acara dibuka oleh Ketua PDM Nganjuk Arifin Abduh. Dalam sambutannya dia berharap acara ini mampu memupuk ghiroh dakwah dan ukhuwah umat Islam Nganjuk.
”Acara ini mengundang elemen umat Islam mulai ormas, parpol, caleg, pemerintah dan warga masyarakat sekitar. Muhammdiyah bukan aliran radikalis atau ekstremis, tapi benar-benar organisasi yang bergerak untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Bukan hanya kepada warga Muhammadiyah,” tandas Arifin.
Wakil Ketua Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid dalam sambutan menyampaikan, umat harus bangkit dan bersatu demi kejayaan Islam. Tidak boleh terpecah hanya karena beda organisasi, beda partai atau beda pilihan presiden.
” Muhammdiyah harus bersatu, bukan hanya untuk kepentingan sendiri, tapi juga masyarakat luas. Baik Islam-non Islam, Muhammadiyah atau yang di luar Muhammadiyah. Jangan karena hanya beda pilihan malah tidak saling sapa,” tandas calon DPD RI Dapil Jawa Timur.
Sebelum puncak acara ini sudah diadakan santunan peduli guru, musafir, marbot masjid, dhuafa dan anak yatim oleh Lazismu sebagai wujudnya pergerakan filantropi Muhammdiyah Nganjuk. (Bagas)