PWMU.CO – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perindo Jawa Timur Muhammad Mirdasy mengatakan politik harus menjadi bagian penting dari komponen dakwah Muhammadiyah sebagaimana pendidikan, kesehatan, dan kepedulian sosial.
Pernyataan itu disampaikan Mirdasy dalam acara diskusi politik berkala yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur di Kantor Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Kamis (17/1/19).
Mirdas menerangkan, politik haruslah dipahami sebagai sarana dakwah, yang tujuannya adalah beramar makruf nahi munkar. “Nah, itulah yang tidak boleh dilupakan. Mau kita berbaju apa ya itu soal pilihan,” kata dia.
Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim itu melanjutkan, sesungguhnya berdakwah paling berat bukanlah di atas mimbar masjid. Tapi berdakwah yang tantangan dan nilainya lebih itu adalah di pasar, di tempat pelacuran, atau lainnya. Tak terkecuali di dunia politik.
Pasalnya, di tempat-tempat itu tantangan dakwah akan lebih berat karena banyaknya kaum munafikun, fasikun, dan aneka macam lainnya.
“Nah, Muhammadiyah-Aisyiyah ini mau memilih jalur dakwah yang mana. Apakah masih tetap memilih jalur dakwah yang ‘mudah-mudah’ saja atau memilih sebaliknya,” tanyanya.
Menyinggung soal agenda jihad politik Muhammadiyah-Aisyiyah, Mirdas menyebutkan, agenda jihad politik sesungguhnya adalah pertaruhan penting Muhammadiyah dan seluruh komponennya untuk bagimana memilih calon berdasarkan intergeritasnya. Bukan karena isi tasnya.
Nah, lanjut dia, manakala warga Persyarikatan masih ada yang memilih calon legislatif dan senator, bahkan calon Presiden-Wakil Presiden berdasarkan isi tas, bukan segi integeritas, maka jihad politik tidaklah diperlukan.
“Politik uang itu sudah lumrah terjadi di masyarakat. Karena itulah jihad politik ini harus kemudian bisa membuat cara memilih warga Muhammadiyah-Aisyiyah khususnya, menjadi memilih berdasarkan integeritasnya,” paparnya.
Ia menyatakan, sekarang ini politik sudah mulai rasional dan semakin bisa terukur. Oleh karena itu, warga Muhammadiyah-Aisyiyah yang katanya rasional, terdidik dan modern ini harus bisa menghadir politik keterukuran dalam jihad politik ini.
“Aisyiyah khususnya, harus bisa menghitung dan menunjukan berapa besar suaranya berbasis data. Bukan klaim,” pungkasnya. (Aan)
Discussion about this post