PWMU.CO – Almarhumah Hj Zuraidah binti Hidayat (80), istri dari sesepuh Hizbul Wathan Jawa Timur Asmara Hadi berwasiat sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit PHC Surabaya, Ahad (20/1/19).
Apakah isi wasiat itu? Ternyata ia meminta keluarganya, khususnya sang suami Asmara Hadi, untuk sesegera mungkin melaksanakan serah terima pengurusan wakaf tanah dan kepengelolaan Pondok Diklat (Pondiklat) Hizbul Wathan Jatim yang terletak di Dusun Sumbersuko, Desa Kertosari, Purwosari, Kabupaten Pasuruan.
Sekretaris Kwarwil Hizbul Wathan Jawa Timur Yasir Wachid mengatakan, wakaf tanah Pondiklat Hizbul Wathan Jatim sejatinya telah lama diserahterimakan kepada persyarikatan melalui Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Purwosari.
Hanya saja, kata dia, terdapat perbedaan total luas tanah wakaf ke Muhammadiyah yang masih belum dipecah. Di mana, berdasarkan surat pajak bumi dan bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh kepala desa tertulis 3.480 meter persegi. Sedangkan, berdasarkan ukuran dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) hanya seluas 3.171 meter persegi.
“Nah, karena ada perbedaan ukuran total luas tanah itulah, maka secara otomatis akta wakaf pun batal demi hukum. Kita memerlukan akta wakaf baru menyesuaikan dengan ukuran dari BPN,” katanya saat ditemui di Gedung Muhammadiyah Jatim, Senin (21/1/19).
Pria asal Magetan itu melanjutkan, terkait dengan status luas kepemilikan tanah yang membatalkan akta wakaf tersebut, sebelumnya telah dijelaskan oleh Asmara Hadi di depan jamaah Pengajian PCM Purwosari pada bulan Oktober 2018. Informasi itu juga telah diketahui oleh Ketua Pimpunan Wilayah Muhammadiyah Jatim Dr M Saad Ibrahim yang berkesempatan hadir mengisi pengajian waktu itu.
“Hari ini adalah hari yang berat bagi saya. Disaksikan oleh keluarga besar Asmara Hadi yang sedang berduka waktu itu, saya menandatangani berita acara serah terima pengoperasian dan pemeliharaan kawasan Pondiklat Hizbul Wathan,” ungkapnya.
Tapi, bagi Yasir, inilah keniscayaan yang harus dipikul oleh seorang Pandu Hizbul Wathan. “Yang saya ingat hanya pesan dari Panglima Besar Jenderal Soedirman, yaitu sungguh berat jadi kader Muhammadiyah, jika bimbang dan ragu, lebih baik pulang,” tuturnya.
Adapun serah terima pengoperasian dan pemeliharaan Pondiklat Hizbul Wathan disaksikan oleh anak-anak Asmara Hadi dan keluarga besarnya, Senin (21/1/19) pagi. (Aan)