PWMU.CO – Dalam Kajian Pra Ramadhan 1437 H yang diadakan Keluarga Besar Muhammadiyah dan Aisyiyah Gresik, Sabtu (28/5), Prof. Achmad Jainuri, membeberkan kronologi sejarah pembentukan negara modern yang saat ini digandrungi oleh negara-negara Barat. Guru Besar UINSA Surabaya ini, menerangkan bahwa tata negara modern ternyata meniru konsep negara yang dibangun Rasulullah.
Jainuri menjelaskan, konsep Negara Madani yang dibangun Rasulullah kemudian dimodifikasi oleh pemikir-pemikir Islam di periode selanjutnya. Modifikasi tersebut sesuai dengan kondisi dan waktu itu, tanpa meninggalkan satu pun prinsip bernegara yang diajarkan Rasulullah.
(Baca: Tak Hanya Kajian Ramadhan, Pra-Ramadhan Pun Ada dan Abdul Mu’ti: Jangan Curigai Muhammadiyah)
“Nilai kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diajarkan Rasulullah sudah banyak dipikirkan oleh para ulama kita. Misalnya oleh Al-Faraby dalam bukunya Al-Madinatul Fadhilah,” tutur Jainuri dalam acara yang berlangsung di Gedung PDM Gresik, Jalan Permata nomor 7 Graha Bunder.
Namun, karya besar ulama Islam itu ternyata tidak dirujuk oleh penguasa muslim. Justru penguasa Barat lebih apresiatif. Bahkan mempelajari serta mempraktikkannya. “Setelah mempelajari prinsip-prinsip negara Islam, barat mengevaluasi sistem kenegaraan yang sebelumnya berbentuk kerajaan-kerajaan kecil menjadi konsep negara bangsa. Selanjutnya, oleh Barat sistem negara-bangsa dievaluasi lagi menjadi negara multikultur,” urai Jainuri.
(Baca:Inilah Prinsip-prinsip Negara Ideal yang Dibangun Rasulullah dan Kaum Muslimin Jangan Mudah Terbeli!)
Karena kurangnya pemahaman akan sejarah, tambah Jainuri, maka kalangan dunia Islam pun terjadi kemunduran. Sebab, negara-negara yang mayoritas berpenduduk Islam tidak menjadikan prinsip-prinsip bernegara Rasulullah dalam menata sebuah negara.
“Parahnya lagi, banyak negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam telah kembali kepada sistem kenegaraan pada masa jahiliyah,” terangnya dalam acara yang bertema Mewujudkan Masyarakat yang Berkemajuan Melalui Pengembangan Wawasan Pemikiran Islam itu. (ilmi)