PWMU.CO – Masa depan tidak dapat diperkirakan dengan mudah. Seseorang bisa menjadi terkaya dalam masa 4-5 tahun, padahal tidak dari keluarga yang kaya. “Era sekarang adalah lompatan dari masa lalu.”
Pernyataan itu disampaikan oleh Happy Susanto dalam forum Silaturahmi dan Refreshing Mubaligh Muhammadiyah Regional III, di Universitas Muhammadiyah Ponoro, Ahad (3/2/19).
Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu menyampaikan materi bertema “Dakwah dan Tabligh di Era Revolusi Industri 4.0”. Mubaligh Muhammadiyah, menurutnya, dituntut untuk cepat beradaptasi di zaman yang serba cepat dan tak terduga ini.
Pembahasan tema itu tampak ramai ketika dibuka sesi diskusi. Fatkhurrahman, utusan dari Mojokerto, Jawa Timur, mengusulkan agar Majelis Tabligh Muhammadiyah mempercepat kemampuan kader di bidang cyber (dunia maya), agar bisa mengejar ketertinggalan di bidang ini.
Menanggapi itu Happy mengatakan menekuni di bidang cyber tidak butuh pinter, yang dibutuhkan adalah kader dakwah yang istiqamah. “Memulai kesadaran ini dari kampus, karena kampus sebagai mercusuar peradaban,” tandasnya.
Selain itu, urai Happy, hendaknya cyber army (tentara dunia maya) menguasai psikologi massa dan medsos. “Bahasanya harus lugas, singkat, dan sarat makna,” tegasnya.
Happy mengkritik sebagian masyarakat yang mudah terkecoh berita hoax. “Cepat meng-copas dan meng-share, malas ber-tabayyun,” tandasnya. Happy berpesan, agar para cyber Muhammadiyah menjadi penangkal dan penyeimbang.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini diikuti 100 peserta dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali. (Mohamad Su’ud)