PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi yang digelar Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (3/2/19) menghadirkan Ustadz Abu Bakrin SAg MPdI, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Membawakan tema Rumah Tangga yang Tangguh Abu Bakrin menyampaikan, banyak orang hebat, menjadi direktur, memimpin perusahaan, dihargai dan begitu dihormati di luar rumah, namun di di rumah justru tidak tidak mendapat penghormatan istri dan anak-anak.
“Demikian juga banyak istri hebat, berhias begitu cantik, namun terkadang suami sendiri tidak mau melihat. Anak-anak sibuk sendiri dengan permainan gadget atau HP. Ketika orangtua teriak-teriak minta tolong, malah sering tidak diindahkan,” ungkapnya.
Gambaran keluarga yang demikian itu, menurut motivator ini, tentu bukan yang diharapkan. “Oleh karena itu kita harus berusaha mati-matian untuk memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warahmah,” ujar Abu Bakrin.
Sakinah, sambungnya, artinya tenang. “Ketika di luar rumah banyak godaan (syahwat) misalnya, hati tetap tenang karena ingat yang halal sedang menunggu di rumah. Dengan demikian akan terwujudlah mawaddah warahmah, yaitu semakin kasih dan sayang kepada pasangan kita,” tuturnya.
Abu Bakrin menegaskan, membangun rumah tangga yang tangguh, syaratnya adalah suami harus menjadi suami yang shalih; istri harus menjadi istri yang shalihah. Agar keturunannya menjadi shalih dan shalihah.
Abu Bakrin lalu megutip syair Rhoma Irama, “Hanya istri yang shalihah yang punya cinta sejati, yang akan tetap setia dari hidup sampai mati, bahkan sampai hidup lagi. Hanya istri yang beriman yang bisa dijadikan teman, dalam setiap kesusahan selalu jadi hiburan.”
Menurut dia, ada tujuh kunci membangun rumah tangga yang tangguh—yang akan mampu menjaga keluarga dari api neraka, yang akan menciptakan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Pertama, biquwwatil akidah, kuat akidahnya. Orangtua dan anak-anak yang kuat akidahnya, ujarnya, akan terhindar dari perilaku yang dilarang oleh agama. “Anak remaja yang akidahnya kuat, dipastikan akan terhindar dari penyakit remaja dewasa ini seperti pacaran, narkoba, perilaku ala Barat dan lain-lain,” jelas dia.
Kedua, biquwwatil ibadah, kuat ibadahnya. “Ajak anak-anak ke masjid shalat berjamaah. Ajari membaca dan menghafal Alquran serta selalu mendoakannya untuk menjadi anak yang shaleh,” pinta dia.
Ketiga, biquwwatil akhlak, kuat akhlaknya. Dia memberi contoh mengajak anak berdoa ketika mau makan. “Ajari berakhlak baik saat di jalan raya dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya.
Keempat, biquwwatil jamaah, kuat persaudaraannya. Keluarga, menurut dia, jangan sampai berpecah belah. “Adakan pengajian keluarga, sebulan sekali ajak makan bersama di luar rumah. Jangan sampai urusan pembagian waris membuat keluarga pecah,” papar dia.
Kelima, biquwwatil ilm, kuat ilmunya. Dia berpesan agar anggota keluarga selalu belajar untuk meningkatkan ilmu agama maupun ilmu-ilmu lainnya.
Keenam, biquwwatil maal, kuat hartanya. “Carilah harta yang halal sebanyak-banyaknya,” pesannya.
Ketujuh, biquwwatil as-silah, kuat persenjataannya. Ajari anak-anak kita berenang, berkuda dan memanah. Seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. “Termasuk juga olah raga dan bela diri agar anak-anak kita menjadi muslim yang kuat,” ujarnya.
Dalam pengajian ini, Abu Bakrin menyampaikan materi yang padat secara ringan, lucu, dan disertai dengan mendendangkan lagu yang sesuai dengan materi pengajian sehingga walau waktu pengajian ditambah hingga 30 menit, jamaah jadi terhibur dan tetap tenang di tempat duduknya. (Kemas SR)