PWMU.CO-Lembaga pendidikan yang besar harus berani membuat program besar agar tampak kebesarannya. Pengelolanya diuji dengan kreativitas dan keberanian.
Hal itu disampaikan Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim MA saat memberikan pengarahan dalam rapat kerja (Raker) Smamda Sidoarjo di Tretes, Sabtu (2/2/2019).
Dia mengatakan, senang sekolah sebesar Smamda masih terus memikirkan perjalanannya. ”Sekolah ini besar, programnya juga harus besar. Kalau melangkah kecil-kecil tidak akan kelihatan,” tegas dosen Tafsir Alquran UIN Malik Ibrahim Malang ini.
Smamda, sambung dia, punya modal besar. Langkah ke depan harus lebih besar dan lebih lebar. Untuk itu pengelolanya harus punya gagasan besar yang diwujudkan.
Saad kemudian bercerita ketika mengisi pengajian milad di PDM Tulungagung dua bulan lalu. Sebelum naik mimbar diberi tahu, masjid yang ditempati pengajian ini mau dibongkar lantas membangun kembali menjadi besar dan megah.
”Saya bertanya biayanya berapa? Dijawab enam miliar. Saya tanya lagi, sampeyan punya uang berapa? Dijawab 18 juta,” lanjut pria kelahiran Mojokerto ini disambut gelak tawa peserta raker.
”Ya persis. Semua menertawakan seperti sampeyan ini. Karena perbedaan kenyataan dengan keinginan sangat jauh,” tegasnya.
”Setelah saya turun banyak orang berdiri bersalaman dengan saya. Ada orang namanya Pak Sutrimo, mantan karyawan Garuda. Pak Sutrimo mengatakan, akan menyumbang pembangunan masjid sebesar 10 miliar,” tuturnya. Kejutan seperti inilah yang tidak diduga ketika orang melaksanakan gagasan besar.
Menurut Saad, PDM Tulungagung membuat masalah, lelucon. Punya uang Rp 18 juta mau mendirikan masjid enam miliar. ”Secara logika ya gak mungkin, tapi kenyataan berkat keinginan yang besar Allah juga memberikan hadiah yang besar,” urai Dewan Syariah Jatim ini seraya menyitir surat At Thalaq.
Dia menekankan, perlunya kolaborasi antara guru dan pimpinan untuk memproyeksikan sekolah ini ke depan dengan melahirkan gagasan besar. Ia mencontohkan sastrawan Muhammad Iqbal yang memiliki gagasan agar umat Islam punya negara sendiri.
Gagasan yang dikenal dengan dream land ini berhasil diwujudkan oleh Mohamamd Ali Jinnah dengan berdirinya negara Pakistan. ”Andaikata hanya gagasan saja, ide saja, irodah saja, asal irodah ini besar, hebat, luar biasa, jika tidak selesai atau belum terwujud di periode ini, maka akan dilanjutkan pada periode yang akan datang. Insya Allah terwujud,” pungkasnya. (Ernam)