PWMU.CO-Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PWM) Jawa Timur Nur Cholis Huda membuka acara Follow Up Bimbingan Teknis Dai Komunitas yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jatim di Aula AR Fakhruddin SD Muhammadiyah 1 Ngawi, Ahad (3/2/2019).
Dalam sambutannya, Nur Cholis Huda mengatakan, LDK adalah lembaga baru yang kalau digarap dengan sepenuh hati maka akan menjadi peluang melukis sejarah bagi para pelakunya.
Pak Nur, sapaan akrabnya, menjelaskan, sesuai dengan tema kali ini Sinergi Dakwah Komunitas maka para dai khusus harus bisa menggabungkan semua unsur yang berbeda untuk mengasilkan sesuatu yang baik.
”Sebagaimana orkestra yang di dalamnya ada biola, gitar, dan macam-macamnya akan menghasilkan musik yang indah. Bisa dinikmati. Begitu pula LDK harus banyak melibatkan banyak unsur agar dakwah bisa mencapai tujuan,” katanya.
Dulu dakwah hanya berfokus pada 3 T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal), katanya. Sekarang dakwah khusus mempunyai enam komunitas yakni, dakwah di kalangan atas, tengah, bawah, dakwah marginal, virtual, dan dakwah kelompok khusus seperti kelompok hobi, moge dan lain.lain.
Agar para dai bisa melukis sejarah, kata dia, maka yang dilakukan adalah pertama, punya semangat dan rasional. ”Semangat saja tidak cukup tapi harus rasional agar strategi dakwah pada komuntas bisa masuk dan bisa diterima,” tuturnya.
Kedua, tambah dia, biasakan mengerjakan tugas dengan tuntas. Kerjakan semua kewajiban yang diamanahkan dengan sepenuh hati. Bukan setengah hati apalagi kerja tanpa hati. Kita berdakwah itu harus maksimalis jangan minimalis.
Sambil mencontohkan perjalanan dakwah Nabi Ibrahim, penulis buku WA Hasanah dan WA Dholalah ini bercerita, Nabi Ibrahim itu dakwahnya tuntas. Memberantas kemusyrikan dengan menghancurkan patung-patung, mengajak Namrud, sampai diperintah menyembelih putranya. Semuanya dikerjakan maksimal.
Agar kita bisa membuat sejarah melalui LDK, ujarnya, berdakwah harus ikhlash. Berbeda pada para dai umumnya. ”Dai pada umumnya berangkat gak bawah apa-apa, pulangnya membawa apa-apa. Tapi dai khusus ketika mendekati komunitas harus membawa sesuatu, pulangnya tidak membawa sesuatu. Kalau tidak begitu jangan harap bisa mendekati mereka. Dekat saja tidak bisa, apalagi masuk dan berdakwah,” katanya.
Pria asal Gresik ini menuturkan, ikhlash adalah ruhnya amal. Jadi berdakwah tanpa di dasari keikhlasan seperti barang yang tidak ada ruhnya.”Kambing yang tidak ada ruhnya akan dikubur atau dibuang. Amal tanpa niat ikhlas akan dibiarkan oleh Allah,” tandasnya. (Abi Saffa)