PWMU.CO – Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 2 GKB alias Berlian School mengadakan Kajian Islami Parenting (KIP), Sabtu (9/2/19).
Kajian yang bertema “Gaya Belajar Anak Milenial” ini mendatangkan psikolog dari Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) SMAM 10 GKB Gresik Asti Candrasasi Catur Putri Mpsi sebagai narasumber.
Di awal materi, Asti—sapaan akrabnya— menjabarkan tentang macam-macam generasi. “Ibu-ibu ada yang tahu apa generasi milenial itu?” tanyanya.
Dia lalu menjelaskan beberapa sebutan untuk generasi yang populer saat ini. Yaitu generasi tradisionalis, generasi baby boomers, generasi X, generasi Y, dan generasi Z. “Semua dilihat dari tahun kelahiranya,” jelasnya.
Generasi milenial atau Y, ujarnya, adalah generasi yang lahir tahun 1981 sampai tahun 2000. “Sedangkan anak-anak kita adalah generasi Z yang lahir pada tahun 2000 ke atas,” ucapnya.
Menurutnya, generasi milenial ini lebih menyukai metode belajar learning by doing, bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, butuh tujuan yang jelas di awal pelajaran dan feedback (umpan balik) cepat. ”Maka guru harus sigap memberikan feedback,” ujarnya.
Menurut Asti, bahaya yang nyata bagi generasi Z adalah gadget (gawai). Beberapa perilaku anak terkait dengan gadget ini yang harus diwaspadai guru maupun orangtua yaitu ketika keasyikan dengan gadget anak jadi kehilangan minat dalam kegiatan lain. “Sehingga anak tidak lagi suka bergaul atau bermain diluar rumah dengan teman sebaya,” ujarnya.
Bahkan, sambungnya, anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan game.
Untuk mengetahui gaya belajar anak, menurut Asti, kenali dulu model-modelnya. Gaya belajar yang bersifat auditori yaitu gaya belajar dengan menggunakan pendengaran sebagai sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. “Biasanya seperti belajar sambil mendengarkan musik, diskusi dengan teman atau kerja kelompok. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri,” jelas Asti.
Ada juga anak yang bergaya belajar visual yaitu kecenderungan belajar dengan menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, grafik, flow chart, dan simbol visual.
Sedangkan gaya belajar kinestetik yaitu gaya belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Seperti melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan, dan belajar melalui memanipulasi dan praktek.
“Semua gaya belajar ini harus dikenali dulu,” tuturnya. Sehingga nantinya akan memudahkan orangtua untuk mengarahkan dan memilih cara yang sesuai dengan gaya belajar anak.
“Jangan sampai anak yang bergaya kinestetik diberikan pembelajaran dengan gaya auditori. Sulit ‘masuk’ nantinya,” ujarnya. (Khoirul Anam)