PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik mengadakan Pelatihan Hidroponik – Program Peduli Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat bersama Iqbal Sanni SSi MH, Sabtu (9/2/19).
“Hidroponik memerlukan kreativitas tinggi. Tidak ada yang pakem benar atau salah. Semuanya bergantung kreativitas,” kata Iqbal.
Di depan wali murid dan masyarakat umum yang memenuhi Aula SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik, anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya ini menerangkan secara detail tentang hidroponik yaitu budidaya tanam tanpa tanah.
Iqbal menjelaskan beberapa alternatif media hidroponik yang bisa digunakan seperti rockwool, sekam bakar, hidroton, cocopeat (sabut kelapa), perlite, spons, hidrogel, dan lain-lain.
Iqbal juga menerangkan bahwa bertanam hidroponik bisa menggunakan alat dari barang bekas yang bisa ditemukan dengan mudah di rumah. “Botol-botol bekas bisa dipakai, wah nanti jadi rebutan sama pemulung,” katanya membuat seisi ruangan tertawa.
Setelah penjelasan panjang lebar sembari diselingi menjawab pertanyaan dari peserta, Calon Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Dapil Lamongan Gresik tersebut, mengajak langsung praktik menanam biji sawi dan selada melalui media rockwool. Dan biji-biji yang sudah ditanam tadi bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk dipantau perkembangannya.
Sri Widyarsih, salah satu wali murid kelas IV, mengatakan kegiatan ini sangat bagus sekali apalagi bagi orang yang hobi bercocok tanam. Lulusan D-3 Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengatakan dirinya sudah pernah mencoba cara hidroponik yaitu sayur-sayuran seperti kangkung dan sawi.
“Hanya kendalanya dipembelian bibit dan nutrisi yang cukup jauh dan waktu yang saya punya sedikit. Dengan adanya pelatihan tadi alhamdulillah soal nutrisinya sudah terjawab. Insyaallah dengan ijin-Nya bisa terealisasi ke depannya dan peluang bisnis tentunya,” ungkapnya.
Dalam pelatihan tersebut antusiasme tidak hanya datang dari emak-emak. Tapi bapak-bapak pun bersemangat ikut. Seperti Arief Machfudi, wali murid kelas V, bahkan tidak langsung pulang ketika acara selesai. Dia masih berkonsultasi dengan Iqbal mengenai peralatan hidroponik.
“Bagus, penjelasannya mudah dipahami dan menambah pengalaman dan pengetahuan baru. Kita jadi tahu bahwa dengan lahan sempit bisa menanam berbagai sayuran. Apabila nanti diaplikasikan bisa memenuhi kebutuhan akan sayuran yang sehat bagi keluarga. Jadi cukup menarik pelatihannya meski sangat terbatas waktunya,” katanya.
Di akhir acara, Iqbal membagikan hasil tanaman hidroponiknya berupa sawi dan selada yang dia bawa sebagai contoh kepada para peserta pelatihan.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik Kholiq Idris mengatakan pelatihan ini salah satu upaya serius sekolah menjelang proses visitasi menuju sekolah Adiwiyata. “Semoga lolos dan bisa sampai ke level sekolah Adiwiyata mandiri, yang mana penghargaan tersebut akan langsung diberikan oleh Presiden. Tangan saya kesemutan ingin menerima langsung dari Presiden,” kata Idris disambut tepukan gemuruh dan diaminkan peserta. (Kiki Cahya Muslimah).