PWMU.CO-Salah satu syarat membangkitkan umat Islam menuju kemajuan adalah menarik keluar dari zona nyaman. Disuruh bangun untuk berpikir dan berdakwah dengan kreatif.
Hal itu disampaikan Ustadz Sugeng Santoso dalam Pengajian Ahad Pagi PCM Lakarsantri bertempat di MI Muhammadiyah 28 Raya Bangkingan, Surabaya, Ahad (10/2/2019).
Dia menerangkan, Nabi Muhammad itu sebelum diangkat menjadi nabi, hidupnya sudah nyaman. Kaya raya, punya keluarga bahagia. ”Tapi oleh Allah diberi tugas berat untuk berdakwah menyiarkan tauhid di kalangan masyarakat musyrik,” tuturnya.
Surat Al Mudatsir menggambarkan situasi itu. Yaa ayyuhal mudatstsir, qum fa andzir wa robbaka fakabbir. Artinya, hai orang berselimut, bangun, berilah peringatan dan agungkan Tuhanmu.
”Di saat enak-enak orang berselimut, tidur, kok disuruh bangun. Orang berselimut bisa diartikan orang yang berada di zona nyaman disuruh Allah bangun, bangkit, keluar untuk memberi peringatan, berkampanye ke masyarakat mengagungkan nama Tuhan,” katanya.
Maka sekarang lihat diri sendiri apakah kita sudah keluar dari zona nyaman itu. Apakah sudah berbuat untuk kemajuan umat Islam, apakah sudah mengamalkan Alquran dan Sunah. ”Ukuran paling mudah seperti hadits Nabi khoirunnaasu anfa’u linnaas. Sebaik-baik manusia itu bermanfaat untuk manusia,” katanya. ”Maka lihat diri kita apakah sudah banyak manfaat untuk tetangga, teman, masyarakat.”
Contoh paling gampang, kata dia, di masjid-masjid sekarang mulai banyak membagikan makanan usai shalat Jumat atau saat Senin-Kamis. ”Kita ini termasuk yang mau menerima nasi bungkus itu ataukah yang menyumbang nasi bungkus,” katanya.
Jika banyak individu muslim yang mulai tumbuh ghirah Islam dengan berbuat kebaikan, sambung dia, pada gilirannya kebangkitan umat mulai bergerak. Bukan hanya di bidang sosial tapi juga bidang politik. ”Apakah aksi 212 di Jakarta itu tanda kebangkitan umat Islam di Indonesia kita lihat gerakan lanjutannya,” ujarnya. (sgp)