PWMU.CO-Hidup ini seperti berada di sebuah kapal besar. Isinya beraneka ragam. Ada tua, muda, kecil, besar, orang baik, orang jahat. Ada qori, ada juga korak. Semua hidup menumpang di dalamnya. Jika satu saja yang membuat usil dengan melubangi kapal itu maka semuanya akan tenggelam.
Demikian ibarat kehidupan yang disampaikan Wakil Ketua PWM Jawa Timur Nadjib Hamid MSi dalam pengajian Ahad Sore di Masjid Remaja Jl Kalilom Lor 3/41 Kenjeran Surabaya, Ahad (10/2/2019).
Nadjib mengatakan, ilustrasi kehidupan seperti dalam kapal itu memudahkan untuk memahami bila ada satu saja yang membuat usil dengan melubangi kapal maka semuanya akan tenggelam baik yang jahat maupun yang baik.
”Artinya kita tidak boleh membiarkan kedholiman terjadi di tengah kehidupan kita,” kata calon anggota DPD RI Jawa Timur itu. Sebab akibat kedholiman itu dirasakan oleh semua orang.
Dia lantas mengutip surat Al Anfal ayat 25, yang berbunyi wattaquu fitnatal laa tushiibannalladziina zholamuu minkum khoooshshoh. ”Di sini ada kalimat ittaqaa, yattaquu maknanya lurus. Wattaquu takutlah kalian, waspadalah kalian, terhadap fitnah, bencana yang tidak hanya menimpa orang yang berbuat salah saja tetapi juga menimpa orang baik,” ujarnya.
Karena itu, sambung dia, dalam kehidupan ini jika ada orang berbuat dholim harus dicegah. Kita diingatkan oleh Allah wa’lamuu annallaaha syadiidul iqaab. Ketahuilah bahwa Allah itu siksanya sangat pedih, sangat dahsyat. Artinya kita tidak boleh main-main.
Ayat ini, kata dia, mengingatkan kepada kita agar peduli terhadap lingkungan di mana kita berada. Ruang lingkup yang sempit seperti hidup di RT atau RW, kampung atau yang lebih besar berbangsa dan bernegara.
Peduli terhadap lingkungan artinya ikut menjaga, mengawal, jangan sampai ada orang berbuat kerusakan dibiarkan. Dalam konteks inilah Muhammadiyah mencanangkan jihad politik. Menunjuk kader-kadernya masuk ke politik praktis menjadi anggota legislatif. Tujuannya mengawal pembuatan undang-undang agar tidak merusak negeri ini. (Habibie)