PWMU.CO-Senin (12/2/2019) pagi para siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik berkumpul di depan Hotel 99 Pudu, Kuala Lumpur, tempat mereka menginap. Mereka menunggu bus. Hari kedua lawatan ke negeri Malaysia ini hendak menuju Management and Science University (MSU) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Mereka mengenakan seragam abu-abu dan jas almamater. Sebanyak 30 anak-anak kelas XI International Class Programme (ICP) ini sedang mengikuti International Mobility Programme. Rombongan ini didampingi Kepala Sekolah Ainul Muttaqin, Wakasek Kurikulum Ainun Jariyah, dan Koordinator Jaringan Internasional sekaligus wali kelas XI ICP Ahmad Akmal Rifqi.
Selama kunjungan ini semua peserta menggunakan bahasa Inggris saat berbicara untuk melancarkan conversation sekaligus lanjutan program English Shortcourse yang dibimbing oleh Ryan D. Ulrich, guru dari AMINEF di sekolah.
Mereka menikmati perjalanan menuju Shah Alam tempat kampus MSU berada. Tiba di kampus rombongan disambut hangat oleh mahasiswa asal Indonesia yang belajar di sini. Setelah berfoto ria di halaman MSU, rombongan diajak menuju ruang pertemuan Global Affair International Culture Center.
Di ruang ini rombongan diterima oleh staf International Affair Ahmad Pitra dan beberapa mahasiswa Indonesia yang berasal dari beberapa daerah seperti Bekasi, Jakarta, Palembang, dan Semarang.
Kepala Sekolah Ainul Muttaqin memberi sambutan menjelaskan tujuan kunjungan ini dan program IMP untuk mengenal kampus luar negeri. Kemudian pemutaran video profil kampus MSU dan fasilitas yang tersedia. Setelah itu dialog sekitar kuliah dan hidup di Malaysia. Para mahasiswa asal Indonesia itu bercerita pengalamannya.
Di forum ini siswa Smamsatu juga menampilkan pentas seni. Isinya gabungan tari, baca puisi, dan fashion show. Penampilan membuat mahasiswa Indonesia terharu. ”Kami benar-benar bangga dan bergembira dengan kehadiran siswa-siswa Smamsatu dengan tampilannya yang baik, karena kami merasa ada di Indonesia,” ungkap Ahmad Pitra asal Pelembang ini.
Setelah dialog, mereka berkeliling kampus melihat tempat Fakultas Kedokteran dan Teknik. Kunjungan ini berkesan juga bagi rombongan Smamsatu. Seperti disampaikan Sufyan Mumtaz yang tertarik ingin kuliah di sini. ”Apalagi ada kajian agama bakda shalat Duhur di masjid kampus ini,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Riza Biokta yang menjadi leader rombongan. ”Saya ingin mengenal banyak budaya Malaysia, dan merasakan kuliah di negeri ini,” katanya. Begitu pun Izzatullah mengatakan keinginan serupa.
Usai di kampus ini, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia. Di sini rombongan diterima Konsuler Shabda Thian. Dia mengatakan, Kedubes menjadikan pendidikan sebagai program utamanya selain persoalan WNI di Malaysia.
Sesi dialog, salah satu peserta Fetty menanyakan cara meningkatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia, kasus apa yang sering ditangani, dan keaktifan KBRI dalam mendata WNI yang tidak memiliki dokumen di Malaysia ini.
Shabda menjawab, prinsipnya Indonesia dan Malaysia bagaimanapun keadaannya selalu berdampingan. Karena secara geografis, budaya, dan ras hampir sama. ”Prinsipnya kami selalu meningkatkan hubungan diplomasi antar kedua negara, memperhatikan nasib WNI di sini, serta membantu menangani kasus yang menimpa TKI baik sebagai korban maupun pelaku,” katanya.
Mr Vicky, panggilan akrab wali kelas XI ICP, menyampaikan, pembelajaran yang dilakukan di hari pertama belajar ini siswa-siswi mendapat informasi yang lengkap tentang belajar di MSU serta informasi fungsi dan KBRI dalam hubungan antara Indonesia dan Malaysia. (*)