PWMU.CO-Menyongsong International Class Programme (ICP) tahun pelajaran 2019/2020, SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik membuka kelas Pre-School bagi calon siswa ICP.
Ketua Panitia Pre-School Ema Rohmah Hayati SPd mengatakan, kelas ini sudah dimulai sejak 21 Januari 2019 lalu dan berakhir pada 10 April 2019 mendatang. ”Total pembelajarannya ada 34 kali tatap muka karena ada tiga kali pertemuan tiap pekannya,” ujar Ema Rohma ditemui Jumat (15/2/2019).
Kelas Pre-School ini, sambung dia, diikuti sebanyak 37 calon siswa ICP yang sekarang masih duduk di TK B. ”Jadi kelas ini juga sebagai seleksi 28 siswa yang nantinya menjadi siswa ICP di kelas I. Yang tidak lolos otomatis menjadi siswa kelas reguler,” tegasnya.
Ema menjelaskan, Pre-School sebagai wadah pembinaan berbahasa Inggris menuju kelas ICP. ”Hal ini supaya calon siswa ICP lebih siap dalam belajar, khususnya penguasaan berbahasa Inggris lebih awal, mengingat bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di kelas,” jelasnya.
Dia mengatakan sampai hari ini kelas Pre-School sudah berjalan 12 kali tatap muka. ”Pada 11 Februari 2019 lalu anak-anak Pre-School baru menjalani Progression Test 1 sebagai evaluasi awal mereka,” kata dia.
Pada sesi awal tersebut, lanjutnya, anak-anak belajar tentang Alphabet, Letter and Sound, Numbers, Greetings and Introduction. ”Rata-rata alhamdulillah memiliki pemahaman yang cukup bagus,” ucap Ema lega.
Dia menambahkan, dalam proses pembelajaran sehari-hari, tim guru menerapkan berbagai cara menyampaikan materi untuk anak usia TK B ini. ”Ada games (permainan), menyanyi, tebak gaya, mewarnai, tanya jawab, bermain peran, dan banyak lainnya,” sebutnya.
Bagi Ema yang sehari-hari mengajar di SDMM, membelajarkan Bahasa Inggris kepada anak usia TK B cukup menantang. ”Namanya masih TK B, mereka masih belum lancar membaca bacaan berbahasa Inggris juga menulisnya masih kurang. Jadi kami memperbanyak listening dan speaking di awal,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, anak-anak juga masih moody (suasana hati yang berubah-ubah), ada yang bersemangat sekali, ngantuk, dan bermain. ”Tim guru kami mengatasinya dengan melatih membaca sistem drill, artinya guru membaca, mereka menirukan,” katanya.
Untuk menulis, tim guru memberikan contoh penulisan dan diselingi dengan mewarnai sehingga anak-anak tidak bosan. ”Supaya menarik perhatian mereka, kami setiap hari selalu ada game yang beragam juga,” ungkapnya. (Vita)