PWMU.CO – Suasana hening menyelimuti Balai Raya Semarak Bengkulu saat Haedar Nashir hendak mengakhiri sambutan penutupan Tanwir Muhammadiyah, Ahad (17/2/19).
Ketika itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini sedang membacakan dua pesan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. “Beliau mengatakan, hendaklah engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan sesuatu sehingga engkau bertengkar dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih di muka pengadilan. Jika engkau lakukan, kata Kiai Dahlan, maka Allah akan menjauhkan engkau dari memperoleh rezeki dan berkah Allah,” ujar Haedar yang membuat hening suasana.
Yang kedua, sambung Haedar, beliau berpesan bahwa menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. “Karena itu senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku menghadap Ilahi Rabb. Aku berdoa berkat dan keridhaan serta limpahan rahmat dan karunia-Nya agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberi manfaat bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarah dari zaman zaman,” kata Haedar menirukan KH Ahmad Dahlan.
Sebelumnya, Haedar menyampaikan terima kasih atas suksesnya penyelenggaraan Tanwir Muhammadiyah yang digelar sejak Jumat (14/2/19).
“Yang pertama kami haturkan terima kasih kepada Bapak Wakil Presiden beserta Ibu yang telah menyempatkan dan begitu rupa menyediakan waktu untuk hadir ke Bengkulu dan seperti yang disampaikan oleh Bapak Gubernur memang sudah lama Bapak Wapres dinanti oleh keluarga besar Muhammadiyah maupun masyarakat dan pemerintah Bengkulu,” ujarnya.
Dia menjeleskan, sebelum acara ini berlangsung, Gubernur Rohidin Mersyah datang ke Menteng (Kantor PP Muhammadiyah) untuk bertemu dirinya agar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla bisa hadir ke Bengkulu.
“Dan alhamdulillah Pak Wapres, acara ini sudah dibuka Pak Presiden dengan lancar. Semua persidangan berjalan baik seperti dilaporkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah. Dan hari ini Bapak Wakil Presiden kami mintakan untuk menutup dan sekaligus memberi amanah,” ungkapnya.
“Doa kami semoga Bapak Wakil Presiden bersama Ibu tetap sehat dan diberi keberkahan. Kami percaya jabatan setinggi apapun itu ada akhirnya, tetapi seorang negarawan tidak akan pernah lekang untuk tetap mengabdi pada bangsa dan negara,” kata Haedar.
Haedar juga menucapkan terima kasih kepada Gubernur Rohidin Mersyah dan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Bengkulu yang begitu rupa menyambut tamu sebagaimana keluarga. “Aan kami sejak awal mengikuti dan ikut rapat jauh sebelum ini, Tanwir ini sesungguhnya panitia dan tuan rumahnya adalah pemerintah dan masyarakat Bengkulu. Terima kasih Pak Gubernur. Jazakumullah khairan jaza,” ucap suami Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah
“Yang ketiga, tentu kami mohon maaf kalau selama acara berlangsung ada banyak hal yang tidak berkenan dan kami sekaligus juga mohon pamit hari ini, sekalipun ada yang besok juga, untuk kembali ke tempat masing-masing dengan kenangan yang indah,” ungkapnya.
Terakhir Haedar meminta peserta dan keluarga besar Muhammadiyah untuk menjalankan keputusan-keputusan Tanwir. “Tentu semua berpulang pada kita, ibda binafsih. Tiba-tiba ingin memancarkan pencerahan untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Intinya pada kita mempraktikkannya,” pesannya.aku
Mengakhiri sambutan, Haedar berkenan memberikan pantun. “Karena yang lain ada pantun, saya pun berpantun,” ujarnya karena dua sambutan sebelumnya juga ditutup dengan pantun.
“Bunga Raflesia memang merah/semua ciptaan Allah/terima kasih untuk tuan rumah/Bengkulu dilimpah berkah,” ucapnya disambut tepuk tangan hadirin. (MN)