PWMU.CO-Guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah diharapkan tidak hanya menjadikan mengajar sebagai pekerjaan. Namun juga menyertakan niat ibadah di dalamnya.
Hal tersebut diutarakan Dr M Sholihin Fanani, ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur saat memberi pengajian guru-karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo, Sabtu (16/2/2019).
Bertempat di mushala lantai 1 SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo, pria yang pernah menjadi kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu juga menuturkan pentingnya guru memahami latar belakang pendidikan Muhammadiyah.
”Para guru harus memahami ideologi pendidikan Muhammadiyah yang mempunyai lima latar belakang,” ujarnya. Di antaranya, memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memurnikan ajaran Islam, membangun SDM Indonesia, membendung kristenisasi.
Sekolah semakin maju dan besar, kata Sholihin, harusnya semakin memperluas area dakwah. ”Bukan hanya sekadar profit oriented,” tandasnya.
Untuk itu, perlu memahamkan pada seluruh warga sekolah tujuan Muhammadiyah. ”Apa tujuan Muhammadiyah?” tanyanya di hadapan ratusan guru-karyawan yang hadir.
Tujuannya, kata dia, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, juga mengusahakan terbentuknya pelajar muslim yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air, dan berguna bagi masyarakat dan negara.
Untuk itu, sambungnya, para pemangku kebijakan di AUM, khususnya bidang pendidikan tidak boleh melepaskan diri dari dakwah dan kaderisasi yang merupakan misi pendidikan Muhammadiyah.
”Maka guru dan karyawan di AUM pendidikan harus aktif berorganisasi, baik di tingkat ortom atau di persyarikatan. Agar orientasi tidak hanya menjadi pengajar maupun bekerja,” ujarnya. ”Sebab nanti, ketika pensiun jadi guru akan merasakan betapa berharganya masuk organisasi,” pesan dia.
Untuk itu, agar menjadi guru yang baik dan diidamkan para siswa, sambung dia, guru harus mempunyai empat pegangan. ”Di antaranya harus senang membaca-menulis, menyucikan jiwa, cerdas, dan bertauhid,” ungkapnya.
Kriteria guru yang baik, menurutnya, setidaknya memiliki 7C. Seperti credibility (kejujuran), confidence (percaya diri), change (perubahan), challenge (tantangan), coach (membimbing), communication (komunikasi), dan continuous learning (berkesinambungan). (Darul)