PWMU.CO – Beberapa anak dengan riang gembira membopong kantong yang sudah terisi. Sebagian yang lain mendorong gerobak yang berisi barang-barang bekas.
Ternyata, mereka sedang menjalankan misi mulia, menjadi pahlawan sampah. Ya, anak-anak itu adalah relawan pengepul barang bekas dalam program sedekah sampah.
Sedekah sampah merupakan salah satu Program Gerak Aksi Al-Jadid atau Aliansi Remaja Masjid Al-Hidayah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Gempolpading, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan.
Nama lengkap gerakan ini adalah Gerak Kharisma alias Gerakan Infaq-Sedekah Sampah Remaja Masjid Al-Hidayah. “Gerak Kharisma sudah berjalan sejak Januari 2018,” ucap Hendrik.
Koordinator Bidang Remaja Masjid Al-Hidayah Hendrik Furqon menyampaikan mereka itu bergerak tanpa dipaksa. “Anak-anak diberikan pemahaman bahwa hidup itu harus bermanfaat. Hidup harus berempati,” ujar Hendrik.
Sementara itu Koordinator Bidang Sosial Takmir Masjid Al-Hidayah Ali Fatkurrozi menuturkan, pengambilan sampah melibatkan sekitar 30 personel, mulai dari anak usia SD sampai SMA. “Kadang yang tua juga ikut bergabung, tanpa canggung,” jelasnya.
Kak Ali—sapaan akrab Ali Fatkurrozi— menambahkan pengambilan sedekah sampah dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tepat hari Ahad karena waktu libur. “Sasaran pengambilan seluruh warga persyarikatan, namun banyak dari masyarakat umum (non-persyarikatan) yang juga ikut memberikan sedekah sampah.
Adapun tehnik pengambilannya, jelas Ali, sehari sebelumnya diumumkan di masjid sehabis shalat fardhu dan juga diumumkan lewat pengeras suara, sehingga waktu mengambilnya sudah dikemas sedemikian rupa. “Warga merasa sangat diuntungkan dengan kegiatan ini, karena disamping diniatkan sebagai sedekah juga terbantu karena lingkungan rumahnya menjadi lebih bersih,” terang Ali.
Dalam pantauan PWMU.CO saat mengunjungi aktivitas sedekah sampah, Senin, (18/2/19), banyak tumpukan barang bekas yang siap disortir di teras rumah yang tidak terpakai. Rumah ini sengaja dijadikan markas sampah yang berjarak beberapa meter di depan masjid.
Sementara itu, menurut penuturan Zuhdi Mukromin, Sekretaris Takmir Masjid, barang-barang yang terkumpul lalu dijual kepada salah satu warga masyarakat setempat yang memang berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan.
Hasil penjualan sedekah sampah, digunakan untuk membantu operasional kegiatan remaja masjid dan pembiayaan operasional jaringan internet Wifi. “Bahkan pada bulan Agustus 2018, hasil penjualan sedekah sampah disumbangkan seluruhnya untuk para korban bencana gempa Lombok, sebesar Rp 1.056.000,” jelas pria yang juga Sekretaris Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini.
PWMU.CO juga berkesempatan melihat catatan keuangan. Ternyata dari hasil program ini, terkumpul dana rata-rata per bulan Rp 300-500 ribu.
Sebuah aksi kreatif, layak dijadikan inspirasi bagi masjid-masjid yang lain. Hal sederhana, namun membutuhkan keuletan dan kesabaran yang tinggi. (Mohamad Su’ud)