PWMU.CO-Tembang-tembang Jawa yang dilantunkan grup musik Hayatuna dari Desa Sedayulawas Brondong, Lamongan memukau undangan Pengajian Pimpinan dan Turba Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong. Acara berlangsung di kompleks Perguruan Muhammadiyah Sedayulawas, Kamis (21/2/2019).
Lima lagu disenandungkan vokalisnya Maghfur. Pada akhir penampilan Hayatuna menampilkan lagu Gundul-gundul Pacul. Syair lagu ini menyampaikan pesan-pesan kepada para pemimpin.
Maghfur menjelaskan, tembang itu dibuat oleh Sunan Kali Jaga yang membahas tentang kepemimpinan. ”Nyunggi wakul bermakna kepemimpinan. Jika pemimpin itu gembelengan atau seenaknya sendiri, nanti wakul yang disunggi untuk hajat hidup orang banyak akan tumpah,” ujarnya.
Pesan yang ingin kita sampaikan, sambung dia, terutama kepada pemimpin-pemimpin agar menjadi pemimpin yang baik, bagus, tidak gembelengan dan tidak seenaknya sendiri.
Pembicara dalam kajian ini Prof Dr Zainuddin Maliki juga menyinggung makna tembang Jawa yang dilantunkan grup musik ini. ”Suasana yang hidup ini semakin hidup berkat energi dan spirit yang terpancar dari penampilan Hayatuna,” katanya.
Pendengar, sambung dia, mampu menerima dengan baik pesan-pesan dakwah yang terkandung di dalamnya lagu itu. Sesuai dengan tema kajian ini yang mengangkat isu politik nilai.
”Selama ini kita menghadapi politik transaksional yang membuat masyarakat terjual harga dirinya dengan murah. Dengan politik nilai yang kita bahas kali ini semoga mampu membuat masyarakat menjadi masyarakat yang bermartabat,” ujar wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu. (Dennis Nugroho)