PWMU.CO – Warga RT 13 RW 04 Pedukuhan Kajen, Kelurahan Giri Kebomas, Kabupaten Gresik, dibuat penasaran ketika 38 siswa-siswi kelas V SD Muhammadiyah Giri Kebomas Gresik, mendatangi rumah-rumah mereka, Jumat (22/2/19) pagi.
Ada apa gerangan? Dengan didampingi wali kelasnya masing-masing, siswa-siswi sekolah berjulukan SD Muri ini ternyata membagikan botol-botol plastik berbalut lakban hitam berisi cairan alami gula merah dan ragi.
Qomariyah SPd, salah satu wali kelas V, menjelaskan botol-botol ini dinamai ‘Perantara’ yakni akronim dari perangkap nyamuk tanpa racun. “Alat ini bermanfaat untuk menangkap nyamuk secara alami,” ujarnya.
Dia menyampaikan, selain memperkenalkan tips alami mencegah nyamuk dengan Perantara, para siswa juga menjelaskan cara pembuatan dan pemakaiannya. “Siswa juga membagikan selebaran berisi informasi penyebab, gejala, dan pencegahan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) yang sejak awal tahun ini mewabah di Gresik dan telah menelan korban jiwa,” ungkap Qomariyah.
Zuhrotun Nasuha SPd, wali kelas V yang lain menambahkan, sepekan yang lalu, para siswa telah mendapat penjelasan tentang wabah demam berdarah di Gresik. “Mereka lalu kita ajak berpikir kritis apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegah wabah tersebut agar tidak semakin meluas,” terangnya.
Maka, sambungnya, munculah ide mengenalkan Perantara yang didapat dari berbagai sumber. “Kami membuat bersama, menguji coba, dan menugaskan siswa untuk membuat ulang di rumah bersama keluarga, untuk bisa dibagikan ke masyarakat tetangga sekolah hari ini,” urai Zuhrotun Nasuha.
Zuhritun menjelaskan bagaimana cara kerja Perantara, botol yang berisi larutan ragi dan gula merah akan menyebabkan proses fermentasi, di mana hasil proses fermentasi ini akan dihasilkan gas CO2 atau karbon dioksida yang merupakan senyawa kimia yang paling menarik nyamuk. “Sehingga, makin banyak karbon dioksida, semakin banyak nyamuk yang terperangkap,” ungkapnya.
Balutan lakban warna hitam di sisi luar botol, sambungnya, juga menambah daya tarik nyamuk mendekat.
“Selanjutnya botol botol bisa diletakkan di sudut sudut ruang dalam rumah. Dalam waktu 1-2 pekan bisa dilihat nyamuk yang mati terperangkap, cairan bisa diganti yang baru,” ujarnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Riza Agustina SW SPdI menyampaikan, kegiatan ini mempunyai dua tujuan. “Yakni pertama untuk siswa agar nilai-nilai kepedulian dan kepekaan sosial lebih dapat dipahami secara konkrit dan bisa diamalkan,” jelas dia.
Yang kedua, lanjutnya, untuk masyarakat agar dapat informasi informasi tentang bahaya DBD dan menambah alternatif cara sederhana pencegahannya.
Ardhana Rasya Raka Ramadhan, salah satu siswa kelas V, merasa senang bisa ikut kegiatan ini. Dia mengaku dibantu ibunya saat membuat Perantara di rumah. “Tidak sulit membuat alatnya, tapi waktu menjelaskan ke warga, saya deg-degan. Tapi akhirnya bisa,“ katanya.
Hal ini dibenarkan oleh kawannya, Arif Julianto yang kebetulan mendapat tugas menjelaskan Perantara kepada Khoirul Huda, Ketua RT 13 yang dia datangi rumahnya. “Kata Bu Guru kami harus menjaga sikap sopan santun, jadi harus hati-hati bicaranya. Untung Pak RT-nya baik” katanya sambil tersenyum lega. (Dina Hanif Mufidah)