![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2019/02/IMG_20190223_142109_733.jpg?resize=722%2C463&ssl=1)
PWMU.CO – Realitas pemilih di atas kertas tidak seindah di lapangan. Ternyata masih banyak yang pragmatis. Lebih mencintai uang daripada menyelamatkan harga diri.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof Dr Zainuddin Maliki MSi dalam acara Pembinaan Takmir Masjid Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan, yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (23/2/19).
“Setelah melihat realitas di lapangan, saya merasa miris, ternyata masih banyak yang tergiur dengan uang Rp 100 ribu,” tegas calon anggota DPR RI dari PAN Dapil Lamongan-Gresik ini.
Peraih Doktor Program Bidang Studi Ilmu Sosial Universitas Airlangga ini mengajak kepada warga Muhammadiyah, khususnya takmir masjid untuk melek politik, agar kekuasaan tidak dikuasai oleh partai yang jauh dengan masjid.
“Kekuasaan sekarang didominasi oleh parpol tanpa masjid. Hal ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Ayo Bung, rebut kembali. Pemilu 17 April 2019 adalah hari ujian berat bagi warga Muhammadiyah,” urai Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya periode 2003-2007 dan 2007-2011 ini.
“Muslim itu harus menguasai, bukan dikuasai,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini. Maka, lanjutnya, warga Muhammadiyah jangan hanya mejadi penonton. “Sudah saatnya mengambil bagian penentu perubahan perpolitikan di Indonesia.”
Acara yang bertempat di ruang utama Masjid Nurul Huda, Desa Brangsi, Kecamatan Laren ini dihadiri 500 peserta, berasal dari unsur ketua takmir dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan. (Mohamad Su’ud)
Discussion about this post