PWMU.CO – Remaja sekarang maunya serba gratis. Jaringan internet gratis, Kopi gratis. “Kalau yang tua-tua tidak peka dan tidak bisa memberikan pelayanan kepada mereka maka jangan heran mereka akan mencari tempat yang menyediakan fasilitas itu,” kata Sigit Prasetyo.
Ketua Takmir Masjid Al Falah Surabaya tahun 2009-2017 ini menyampaikan hal tersebut pada Pembinaan Takmir Masjid Muhammadiyah Se-Daerah Lamongan, Sabtu (23/2/19).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan ini diadakan di Masjid Nurul Huda Desa Brangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.
“Takmir masjid hendaknya peka menangkap peluang dakwah ini. Jangan eman memberikan fasilitas bagi para remaja. Merekalah aset berharga. Mungkin anggaran yang dikeluarkan lebih besar, tapi manfaatnya jauh lebih besar,” tuturnya.
Yang dimaksud Sigit takmir masjid bergaya eman seperti khawatir kalau Alquran, mukenah, atau sarung yang disiapkan masjid dibawa pulang.
“Ikhlaskan saja, tidak lama akan kembali kok. Pemberian Allah berlipat-lipat dari pada harga barang yang hilang. Berfikir positif saja, siapa tahu barang itu dimanfaatkan di rumah. Lebih baik terpaksa untuk ikhlas tapi masuk surga, daripada sukarela tapi masuk neraka,” ujarnya, yang disambaut gerrrr peserta.
Manajer Masjid kantor Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya tahun 2017-2018 juga menyinggung soal pesaing masjid. “Kompetitor masjid bukan masjid sebelah. Tapi warung ber-Wifi, tempat mangkal, gadget, game. Ini kompetitor kita yang sesungguhanya,” ungkap Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Suciati Saliman, Sleman Yogyakarta ini.
Sigit lalu menceritakan pengalamannya selama menjadi ketua takmir di beberapa masjid, termasuk sampai hari ini sebagai Ketua Takmir Masjid dan Islamic Center Hidayah Al Ma’ruf Yogyakarta.
“Ada barang hilang (karena) ada musafir gadungan (yang mengambilnya). Tapi itu semua dihadapi dengan husnudhan. Termasuk membiarkan AC menyala selama masih ada jamaah yang dzikir, menyalakan lampu masjid agar tidak terkesan angker,” jelasnya.
Ternyata langkah ini menanamkan kepercayaan pada jamaah dan calon jamaah. Sigit pun memberikan resep bahwa semakin meningkat pelayanan jamaah, akan meningkat pula hasil sedekah jamaah.
Dia pun lantas bertanya kepada Takmir Masjid Nurul Huda. “Setelah masjid ini dipasang AC meningkat nggak biaya pengeluarannya?”
“Semakin banyak,” jawab M. Sholeh.
“Lalu penghasilan infak naik nggak?” tanya Sigit kembali.
“Meningkat dua kali lipat,” jawab Sholeh dengan mantap.
“Nah, inilah rahasianya. Semakin baik fasilitas masjid, maka kepuasan jamaah meningkat otomotis hasil infak dan sedekah juga berlipat,” urai alumnus UGM ini.
Sigit mengajak kepada takmir Masjid Muhammadiyah hendaknya mulai berfikir terbuka dan kreatif. “Segera lengkapi fasilitas Wifi, pemadam kebakaran, ruang balita, CCTV, makanan gratis. dan lihatlah keajaiban yang akan terjadi,” tuturnya. (Mohamad Su’ud)