PWMU.CO – Berpikir kritis dan kreatif bisa diajarkan melalui kegiatan literasi di sekolah. Kemampuan mengakses informasi diyakini dapat memberikan sumbangsih pada penguatan karakter ini.
Inilah poin utama yang disampaikan Ichwan Arif SS MHum dalam In House Training (IHT) yang diselenggarakan SMPM 12 GKB, Gresik, di Synergy Room, Senin (25/2/19).
Dalam IHT tersebut, Ichwan menjelaskan perihal enam literasi sekolah. Mulai dari literasi baca tulis, sains, digital, numerasi, finansial, serta budaya dan kewargaan. Selain itu juga strategi teknis supaya literasi bisa jadi gerakan berkemajuan di sekolah, bukan hanya siswa tetapi juga untuk guru.
“Tidak adil apabila literasi itu fokus untuk siswa saja. Guru juga harus dijadikan pilot project (proyek percontohan) karena dari dialah motivasi dan teladan itu berada,” ujarnya.
Ichwan menambahkan, dengan kemampuan mengakses informasi siswa bisa menambah wawasan dan pengetahuan. “Dengan kemampuan inilah siswa bisa mengasah berpikir kritis dalam memahami dan mencermati semua permasalahan yang ada di lingkungan mereka,” ucapnya.
Literasi di sekolah, menurutnya, bisa menjadi sebuah peluang sekolah dalam memotivasi siswa untuk lebih kreatif. Talenta siswa, lanjutnya, sangat luar biasa. Untuk itu, mereka harus distimulasi bisa menghasilkan karya atau porto folio yang nantinya bisa dipamerkan di ajang festival literasi.
“Buku karya siswa, mading tematik, anime, atau resensi buku bisa menjadi materi dalam ajang tersebut. Maka, festival literasi menjadi wajib diselenggarakan oleh pihak sekolah,” paparnya.
Ichwan juga menuturkan bahwa ketika pembiasaan literasi diajarkan, guru dan siswa pun mampu berkreasi dengan kreativitasnya, kegiatan show of force (unjuk gigi) siswa itu ya festival literasi. “Sekolah Muhammadiyah harus mampu menangkap peluang ini,” harapnya. (Nugra Heny)