PWMU.CO-Di luar acara utama seminar di Universiti Brunei Darussalam, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyempatkan pelesir ke tempat menarik di Bandar Seri Begawan, Kamis (28/2/2019).
Salah satu tempat itu Pasar Malam Gadong. Pasar ini populer bagi warga kota setempat. Di pasar ini menjadi pusat ekonomi rakyat Brunei.
Salah satu mahasiswa, Kusnaini menjelaskan, di Pasar Gadong menyediakan makanan, jajanan, pakaian, mainan anak-anak dan lainnya dengan harga yang bisa ditawar.
”Saya membeli buah pulasan seharga 1 dolar Brunei. Satu dolar Brunei setara dengan 1 ringgit atau Rp 10.000. Buah pulasan itu seperti buah rambutan tapi bijinya bisa dimakan seperti kacang,” kata Neni, sapaan akrabnya.
Mahasiswa lainnya Mighdad Asadullah membeli aneka suvenir dan jajanan khas Brunei. ”Saya membeli gantungan kunci bertuliskan Brunei dan pakaian seharga 22 dolar,” cerita Mighdad.
Dia juga mencoba kuliner. Ada nasi katok, ayam bakar madu , ikan bakar, kerang, dan ceker. ”Yang khas adalah nasi katok. Nasi lauk ayam bumbu merah yang dibungkus dengan kertas minyak,” ujarnya.
Setelah dia tanyakan, nasi katok menurut cerita penjualnya berasal dari kata ketuk. Dulu makanan ini dijual saat malam hari sehingga penjual harus mengetuk pintu rumah calon pembeli untuk menawarkan daganganya. ”Kata ketuk akhirnya berubah menjadi katok dan menjadi nama nasi ini,” tambahnya.
Bu Ros, penjual pakaian di pasar ini, menceritakan, menjelaskan dia menyewa tempat itu kepada Sultan Brunei seharga 1 dolar setiap hari. ”Dengan modal awal 5.000 dolar, saya bersama suami menjual pakaian dan mainan anak anak. Omzet per hari rata-rata 100-400 dolar,” ujar Ros.
Rombongan mahasiswa ini juga mengunjungi Gadong Mall, Kampung Ayer, Gedung Pertemuan Lapau, , Pasar Tradisional Tamu, Gedung Regalia, Masjid Jamik Hassanil Bolkiah, Museum Teknologi Melayu, Museum Maritim Brunei. (*)