PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Nadjib Hamid menilai Ustadz Supriyanto tidak sedang melakukan kampanye ketika memberi motivasi pada emak-emak relawan pendukung Paslon nomor urut 02.
Pasalnya, yang dilakukan oleh Ustadz Supriyanto di teras Masjid Al Ihsan Kalibaru, Banyuwangi, selepas Shalat Dhuhur itu adalah spontanitas karena adanya permintaan dari para relawan.
“Berdasar informasi yang saya terima dari kawan-kawan di Banyuwangi, itu bukan kampanye. Ketika itu, ada relawan capres yang sedang shalat Dhuhur di masjid. Selepas shalat, Ustad Supriyanto (sang imam) diminta untuk memberi tausiyah motivasi buat para relawan. Apa yang diucapkan Supriyanto itu hanya spontanitas karena diminta,” katanya di Kantor Muhammadiyah Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Rabu (13/3/19).
Pernyataan itu disampaikan Nadjib menanggapi sangkaan kasus video viral yang membuat Ustadz Supriyanto kini berurusan dengan aparat Kepolisian.
Nadjib meyakini, apa yang dilakukan Ustadz Supriyanto juga didasarkan karena tidak memahami adanya aturan dari KPU tentang larangan berkampanye di masjid.
“Karena habis shalat, mungkin dia tidak paham materi itu boleh atau tidak dalam standar KPU atau aturan main pemilu. Saya kira itu hanya karena saking semangatnya. Kebetulan juga karena memiliki kesamaan dukungan politik. Jadi tidak ada desain untuk kampanye di masjid dan lainnya,” lanjutnya.
Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Dapil Jawa Timur dengan nomor urut 41 itu melihat yang dilakukan Ustad Supriyanto itu sebagai satu kekhilafan yang biasa terjadi dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Cukup diingatkan dan diluruskan saja. Tidak perlu kita reaktif dan membesarkannya. Seperti halnya maraknya pemasangan spanduk larangan berpolitik di masjid,” ungkapnya. (Aan)
Discussion about this post