PWMU.CO-Rabu (13/3/2019) pagi pukul 05.50 alarm handphone membangunkan untuk shalat Subuh. Koordinator rombongan Hervit Ananta Vidada segera mengunjungi kamar-kamar siswa SD Muhammadiyah yang menginap di Hotel New York, Johor Bahru, agar segera bangun.
Usai shalat dan sarapan, rombongan segera naik bus. Hari itu agendanya melancong ke Singapura. Sekitar 30 menit perjalanan dari hotel, tiba di perbatasan Malaysia-Singapura. Sebelum mencapai jembatan yang menghubungkan kedua negara arus lalu lintas sangat padat. Kendaraan merayap. Apalagi harus antre pemeriksaan Imigrasi.
Anggota rombongan sudah menyiapkan paspor masing masing. Setelah melewati jembatan, semua penumpang turun. Lalu berjalan 300 meter menuju pos Imigrasi. Penumpang bus-bus lainnya baik pesiaran maupun bus umum juga turun. Sementara sopir bus membawa kendaraannya melewati pemeriksaan tersendiri.
Rombongan SD Muhammadiyah antre di loket sebelah kiri. Berbaris lurus. Tidak boleh zigzag. Di barisan lain juga antre banyak orang. Ada turis seperti kami. Tapi banyak juga warga Malaysia yang bekerja di Singapura.
Satu demi satu paspor diperiksa untuk distempel. Lalu keluar menuju tempat parkir. Ternyata bus sudah menunggu. Tidak beberapa kemudian semua perserta sudah masuk bus. Ketua rombongan menghitung peserta. Ternyata masih tertinggal satu. Guru. Semua bingung kemana satu guru ini.
Setelah dicari ternyata guru pendamping ini masuk ke ruang khusus Imigrasi. Petugas menanyai cukup lama. 20 menit. Setelah guru itu keluar semua lega. Masalah beres. Bus melanjutkan perjalanan.
Tidak tahu apa yang menyebabkan guru itu dicurigai. Dia bercerita, petugas Imigrasi bertanya banyak hal. Mulai asal daerah, ikut rombongan apa berangkat sendiri. Tujuan ke Singapura. Berapa lama. Kegiatan apa saja. Berapa peserta siswa dan guru. Menginap di hotel mana. Setelah itu diperiksa seluruh anggota badannya. Dinilai tak ada masalah baru dilepaskan.
Sekitar pukul 11 sampai ke Marina Bay Sands. Letaknya di sepanjang Teluk Marina. Siswa segera berhamburan keluar. Berfoto ria dengan latar belakang Hotel Sand Skypark, ikon bisnis Singapura. Selesai di sini perjalanan dilanjutkan ke restoran di Taman Merlion. Sayangnya, taman ini ditutup karena patung Merlion sedang direnovasi.
Setelah makan siang menuju Masjid Sultan untuk shalat. Masjid ini satu satunya yang diizinkan mengumandangkan adzan menggunakan pengeras suara. Banyak juga pengunjung masjid. Wisatawan maupun warga setempat.
Perjalanan diteruskan ke Kampung Bugis untuk berbelanja. Tempat ini tak pernah sepi. Pusat oleh-oleh murah meriah. Mulai pakaian, aksesoris, cokelat dan lainnya. Pedagang rata rata orang Tionghoa. Rombongan masuk ke satu minimarket. Ternyata ada dua lantai. Tempatnya cukup luas. Banyak sekali barang yang dijual sebagai buah tangan.
Siswa diarahkan belanja ke sini supaya mudah pengawasan. Karena di Pasar Kampung Bugis tempatnya luas, banyak lorong, banyak wisatawan. Jika dibebaskan berbelanja bisa tersesat anak-anak ini. Puas berbelanja, tujuan terakhir menuju Sea Aquarium Singapore di Pulau Sentosa. Kurang lebih 40 menit sampai di tempat.
Seluruh peserta langsung menuju ke pintu masuk dan berbaris mengantre tiket yang dibagikan oleh ketua rombongan. Di tempat ini kami hanya diberi waktu satu jam. Akuarium ini menyimpan ribuan hewan laut dari kecil hingga besar yang indah dan menakjubkan.
Setelah melihat akuarium, rombongan istirahat di lobi. Beberapa siswa dan guru duduk lesehan berselonjor. Beberapa menit kemudian terdengar suara meminta pengunjung segera meninggalkan tempat wisata itu.
Semua pengunjung keluar. Berjalan di taman. Di ujung taman ini kurang lebih berjalan 100 meter ada sebuah bangunan mirip gua dan di atasnya terdapat patung singa yang cukup besar. Di semua tempat ini siswa dan guru berfoto. (Muriyono)