PWMU.CO – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menginstruksikan pentingnya menjaga netralitas institusi Persyarikatan dan amal usaha dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang.
Penegasan sikap itu tertuang dalam surat instruksi PP Muhammadiyah Nomor 02/INS/I.0/E/2019 tentang menjaga netralitas Persyarikatan dan amal usaha.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengatakan surat instruksi itu berisi enam poin penting. Pertama, menginstruksikan agar seluruh warga Muhammadiyah memedomani kepribadian, khittah, dan kebijakan PP Muhammadiyah dalam menghadapi tahun politik 2019 untuk Pilpres dan Pileg.
Kedua, menjaga netralitas institusi Persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) seperti Perguruan Tinggi serta kantor-kantor Muhammadiyah dari segala bentuk kampanye, dan kegiatan dukung-mendukung terhadap pasangan calon dan kontestan manapun atau kegiatan politik praktis lainnya dalam kaitan Pemilu 2019.
Ketiga, warga Muhammadiyah diminta untuk tetap menjaga kekompakan, kebersamaan, keutuhan, dan persatuan di seluruh lingkungan Muhammadiyah.
“Ini sangat penting dan berharga sebab itulah yang menjadi kekuatan gerakan selama ini,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/3/19).
Keempat agar sesama anggota, kader dan personal pimpinan di lingkungan Persyarikatan maupun amal usaha serta segenap institusi lainnya tetap harus memelihara persaudaraan, toleransi atau tasamuh.
“Juga harus saling memahami dan lapang hati dalam menghadapi situasi politik dan perbedaan pilihan politik dengan landasan nilai-nilai luhur ajaran Islam dan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah,” tuturnya.
Kelima, kata dia, warga Muhammadiyah juga harus senantiasa menjaga marwah dan prinsip gerakan Muhammadiyah dalam berbagai aspeknya. “Jangan sampai urusan politik tahun 2019 ini mengganggu keutuhan, persatuan, dan kebersamaan sesama keluarga besar Persyarikatan,” pesannya.
“Nah, yang keenam adalah keberadaan Muhammadiyah dan lingkungan sekitar juga harus tetap kondusif menjelang pelaksanaan Pemilu yang demokratis aman, damai, taat azas, dan terjaga keutuhan bangsa dan negara,” tambahnya.
Haidar pun mengimbau supaya warga Muhammadiyah tidak apatis menghadapi Pemilu tahun 2019 ini. Meski secara institusi Persyarikatan tetap netral.
“Anggota Muhammadiyah harus menjadi pemilih yang aktif, cerdas, dewasa, bertanggung jawab, dan berbekal keilmuan guna menyukseskan kontestasi lima tahunan tersebut sebagai sarana demokrasi untuk kemajuan bangsa dan negara,” ujarnya. (Aan)