PWMU.CO-Dalam waktu delapan tahun terakhir perkembangan pesantren Muhammadiyah di daerah dan luar negeri terus dibangun oleh kader. Ini memenuhi kebutuhan mencetak kader Islam yang sempurna kecerdasan pemikiran, ruhani, dan perilaku.
Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Muhammad Saad Ibrahim ketika meletakkan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Muhammadiya Boarding School (PP-MBS) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bancar Kabupaten Tuban, Sabtu (23/3/2019).
Dia menceritakan, sebentar lagi, masih periode Pak Haedar Nasir, akan dibangun Muhammadiyah Boarding School di Australia. ”Kita beli tanah 10 hektare untuk sekolah Muhammadiyah di Victoria Australia,” tuturnya.
Menurut dia, sesuai dengan konsekuensi logis dari misi Islam yang ramatan lil alamin maka Muhammadiyah tidak hanya mengembangkan sayapnya di Indonesia tetapi sampai ke beberapa negara.
”Moga-moga tidak terlalu lama lagi Muhammadiyah mendirikan pondok pesantren di New Zealand,” katanya disambut tepukan para undangan.
Di Mesir, sambung dia, sudah ada Gedung Dakwah Muhammadiyah. Di Pakistan, Taiwan, ada Cabang Muhammadiyah. Begitu juga di Inggris, Belanda. ”Pendek kata di banyak negara hatta itu di Thailand ada Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah,” tandasnya.
Maknanya, menurut dia, Muhammadiyah tidak hanya untuk warga Muhammadiyah. Tidak hanya untuk bangsa Indonesia bahkan untuk kemanusiaan secara menyeluruh.
Jika Muhammadiyah hanya bermanfaat untuk Muhammadiyah, kata dia, itu biasa. Muhammadiyah punya nilai plus ketika bermanfaat bagi Nahdlatul Ulama bahkan bermanfaat bagi seluruh elemen bangsa ini.
”Saya merasa bangga Perguruan Muhammadiyah di Sorong Papua sana juga melahirkan pendeta-pendeta,” cerita dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.
”Banyak alumni Muhammadiyah di Sorong yang akhirnya menjadi pendeta. Bagaimanapun tugas Muhammadiyah mengajak untuk mengikuti hidayah Allah. Soal mereka beriman atau tidak beriman, itu urusan yang bersangkutan dengan Allah,” ujarnya.
Dijelaskan, inilah taawun untuk negeri ini. Inilah yang digariskan oleh Muhammadiyah. ”Karena kalau satu sama lain menyia-siakan energinya bahkan menyakiti satu sama lain, kapan negeri ini menjadi maju? Kapan peradaban Indonesia ini berada pada puncak piramid peradaban dunia,” paparnya.
Karena itu, kata dia, Muhammadiyah mengajak kepada seluruh elemen bangsa ini untuk bersama-sama taawun. Apa yang dimiliki Muhammadiyah diberikan kepada negeri ini, apa yang dimiliki Nahdlatul Ulama diberikan pada negeri ini dan apa yang dimilki elemen yang lain diberikan juga kepada negeri ini.
Dia mengatakan, kultur di Muhammadiyah jika diberi amanah, maka amanah tersebut akan dilebihkan. Karena itu sudah waktunya Muhammadiyah harus menularkan konsep taawun tersebut untuk mengurus negara. Karena bangsa yang besar ini tidak bisa diurus oleh satu elemen saja, tetapi harus diurus oleh seluruh elemen bangsa. (Iwan Abdul Gani)