PWMU.CO – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Lamongan Ustadz Drs Swito Abu Kayyis MPdI menjelaskan, pemimpin itu memiliki tiga aspek, yaitu pribadi, keluarga, dan negara.
Ustadz Swito menyampaikan hal itu dalam Pengajian Triwulan bertema “Kepemimpinan dalam Islam” yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Aisyiyah Manyar, di Masjid At Taqwa, Dusun Kwasen, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, Ahad (24/3/19).
“Bahwa aspek indvidu itu adalah aspek dalam memimpin diri sendiri,” ujarnya menafsirkan Alquran surat Al-Isra ayat 36.
Menurutnya, kita lahir sudah menjadi pemimpin diri sendiri. “Bagaimana mata digunakan untuk melihat yang baik, telinga untuk mendengar hal baik, dan hati juga akan ditanyakan pertanggungjawabannya,” terang dia.
Dia mencontohkan bahwa kepemimpinan diri sendiri itu harus mengerti kapasitasnya dalam kesanggupan dalam bertanggung jawab atau mengemban amanah. “Seperti Umar bin Khattab yang berhasil memimpin dan memperluas wilayah dunia Islam. Suatu saat beliau meminta pasukanya untuk berhenti memperluas kekuasaannya. Maka tentaranya bertanya, ‘Kenapa?’ Umar menjawab, ‘Jangan sampai wilayah yang luas ini ada seekor unta yang tidak bisa makan dan saya nanti akan ditanyakan pertanggungjawabannya di hadapan Allah’,” kisahnya.
Tetang aspek keluarga, Ustadz Swito menyampaikan, hendaknya pemimpin keluarga adalah yang terbaik untuk keluarganya seperti dalam nasihat Rasullullah SAW dalam hadits Ibnu Abbas bahwa orang yang paling baik adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya. “Jangan sampai santun di luar tapi kasar di dalam,” pesannya.
Mengenai aspek ketiga, Ustadz Swito menggambarkan kepemimpinan berbangsa dan bernegara yang baik harus memenuhi empat kriteria seperti yang dimiliki Rasulullah SAW.
“Harus memenuhi empat kriteria sebagai pemimpin, pertama adalah jujur di mana ucapan dan perbuatan tidak berselisih. Kedua, harus cerdas atau fathanah. Ketiga adalah tabligh yakni pandai berkomunikasi, pintar menyampaikan visi dan misi, tidak membingungkan rakyat dan pandai melobi,” terangnya.
Kriteria keempat, sambungnya, adalah amanah. “Dan ini syarat yang berat. Memandang jabatan bukan sebagai kekayaan tapi sabagai tanggung jawab seperti kisah Umar bin Abdul Aziz cicit dari Umar bin Khattab yang menangis di malam setelah ia dilantik,” jelasnya.
Suasana hujan ketika pengajian berlangusng tidak membuat jamaah surut ke belakang. Bahkan, menurut Ustadz Swito. satu dari tiga waktu mustajabah untuk berdoa adalah ketika hujan turun. “Maka perlu kita untuk memperbanyak berdoa saat ini. Dan doa yang singkat adalah kita dapat mengucapkan Rahmah, Rahmah, Rahmah saat berdoa, selain Allahumma Shaiban Nafian (Ya Allah jadikanlah hujan ini bermanfaat) seperti apa yang kita ketahui,” ajaknya. (ZAW)