PWMU.CO – Puluhan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Gresik menyambut pelaksanaan ujian bersama mata pelajaran Kemuhammadiyahan kelas akhir MI, MTs, dan SMA/MA se-Panceng yang dilaksanakan di Campurejo, Panceng, Gresik, Kamis, (28/3/19).
Dalam ujian itu, 216 dibagi ke dalam dua lokasi. Lokasi pertama di MI Muhammadiyah 2 Campurejo yang ditempati oleh siswa jenjang MTs dan MASMA. Sedangkan siswa jenjang MI bertempat di gedung Hamas School, sebutan untuk SMP Muhammadiyah 13 Campurejo.
Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Begitulah ungkapan untuk momen ini. Acara ujian Kemuhammadiyaan ini, dijadikan sebagai ajang penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019/2020, dikemas apik dengan display sains dan bazar entrepreneur.
“Kegiatan ini dalam rangka mengenalkan Hamas School lewat open laboratorium,” jelas Nurul Wakhidatul Ummah SKom, Kepala Hamas School.
Sebanyak 84 peserta yang telah selesai mengerjakan ujian, diperkenankan untuk mencoba alat-alat yang dipamerkan dalam display sains yang digelar di halaman Masjid Al Ikhlas Campurejo yang masih satu kompleks.
“Ada empat display sains yang ditampilkan oleh siswa-siswi kami, yakni rangkaian listrik, pembiasan cahaya, pengamatan tumbuhan dengan mikroskop, dan muntahan Bromo,” tambah Fida—sapaan akrab Nurul. Fida menambahkan, siswa yang berani mencoba dan menjawab pertanyaan dari siswa Hamas School maka diberikan gantungan kunci sebagai hadiah.
“Kegiatan ini juga sebagai ajang melatih public speaking siswa-siswi kami. Karena selain merangkai alat atau meracik bahan, anak-anak juga mengajak adik-adik MI untuk mempraktikkan sendiri dan tanya jawab seputar percobaan,” ujar Muafillah Shofah SSi, koordinator display sains.
Ahmadinejad Fatahillah El Karim, siswa kelas VI MIM 1 Pantenan, terlihat sangat senang ketika mencoba eksperimen muntahan Bromo. Dia terlihat asik mencampurkan baking soda, pewarna, sabun, dan asam cuka. “Saya takut gunungnya meletus,” celotehnya.
Ada perjuangan di balik keseruan display sains, ternyata persiapan anak-anak tidak bisa dinilai dengan isapan jempol belaka. “Untuk eksperiman muntahan Bromo ini memang ide dari anak-anak sendiri. Bahkan cukup mendadak, hari Rabu (27/3/2019) baru bilang ke saya. Karena melihat mereka begitu antusias, saya kasih kepercayaan kepada mereka,” ungkap Fillah.
Dia mengungkapkan, ternyata pagi-pagi sekali gunung sudah siap. Anak-anak lembur di sekolah sampai jam setengah sembilan malam.
Di sebelah timur stan display sains, ada tujuh stan bazar makanan yang disiapkan. “Total ada tujuh stan bazar, lima stan dari kelas VII dan dua stan dari kelas VIII. Mereka menjajakan makanan hasil olahan tangan, yaitu pisang keju, piscok (pisang coklat), cilok, lumpia, pentol tutulan khas Campurejo, hingga es jeli,” jelas Anik Ismayanti SS, koordinator bazar makanan.
Fida menjelaskan, bazar ini bagus untuk melatih jiwa enterpeneur anak-anak, sesuai dengan tujuan Hamas menjadikan siswa mandiri. Selain itu, juga sebagai proyek matematika tentang aritmatika sosial.
“Saya rasa sangat pas jika momen seperti ini juga dimanfaatkan sebagai pembelajaran langsung tentang aritmatika sosial kepada anak-anak. Mereka diberi kebebasan menentukan jenis makanan yang dijual, menghitung sendiri modal yang dikeluarkan, beserta untung dan ruginya,” tutur Fillah, guru Matematika Hamas School.
Perempuan berusia 25 tahun ini mengaku senang melihat anak-anak cukup antusias. Bahkan, tambahnya, ada yang untung sampai Rp 20 ribu per orang. Ada pula beberapa kelompok yang rugi.
“Kelompok saya rugi 5,3 persen. Tapi saya tetap senang, karena ini pengalaman baru bagi saya, ada rasa senang tersendiri ketika melayani pembeli,” kesan Aula Arifiah, siswi kelas VII A Hamas School, salah satu peserta bazar.
Dewi Fajarwati AMa, salah satu panitia PPDB Hamas School, mengaku, melalui acara ini sekoahnya berhasil mendapat lima siswa, sedangkan total sementara calon siswa sebanyak 23 siswa. (MS/Nafi )
Discussion about this post