PWMU.CO – Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Ali Muthohirin mengatakan, percaturan politik di negeri ini masih kering dengan visi besar untuk membangun bangsa Indonesia di masa depan.
Menurut dia, praktik politik yang terjadi dalam kontestasi Pemilu 2019 ini, misalnya, adalah adanya kooptasi luar biasa antarpendukung yang berbeda pandangan alias beda pilihan politik.
“Yang terjadi adalah kooptasi pendukung Paslon 01 atau 02. Akibatnya, memunculkan sikap saling menghujat, saling sikut, dan lainnya,” ujar Ali dalam acara Dialog Kebangsaan dan Konsolidasi Pemenangan Calon DPD RI Nomor 41 Nadjib Hamid.
Acara yang mengusung tema “Menakar Visi Politik Muhammadiyah” itu diadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM di Aula Mas Mansyur Gedung Muhammadiyah Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Jumat (12/4/19).
Ali melanjutkan, praktik politik di negeri ini juga masih diwarnai dengan praktik money politic. Juga masih mengedepankan politik transaksional dan lainya. “Saya cermati, saat ini masih belum ada caleg maupun partai politik yang tidak transaksional. Baik itu partai politik berbasis nasionalis maupun partai politik berbasis keagamaan,” paparnya.
Maka, pria asal Gresik itu berpandangan bahwa Nadjib Hamid merupakan salah satu calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Jatim dengan nomor urut 41 itu yang benar-benar bersih karena berjiwa Muhammadiyah.
“Ayahanda Nadjib Hamid inilah contoh praktik politik yang bervisi Muhammadiyah. Beliau mengedepankan integritas ketika berdakwah di dunia politik,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post