PWMU.CO – Rona bahagia terpancar di wajah Kayyisah Pranawa Rayhani saat berjalan menuju panggung Road Show Milad Ke-3 PWMU.CO, Ahad (14/4/19).
Nawa—sapaannya—tak henti menebar senyum kepada 63 peserta yang hadir dalam Pelatihan Teknik Menulis Berita dan Liputan Video via HP di open hall SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Nawa tampak anggun dalam balutan jilbab biru langit dan gamis hitam motif bunga. “Ya seneng, baru ini aku dapat beasiswa,” ujarnya usai menerima beasiswa pendidikan dari Kantor Layanan (KL) Lazismu GKB.
Nawa adalah 1 dari 32 siswa penerima beasiswa pendidikan dari SD Muhammadiyah GKB 1, SD Muhammadiyah GKB 2, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik.
Gadis kecil kelahiran Yogyakarta, 27 Maret 2010 itu datang bersama Rosy Pugar Feridiayanti, ibunya. “Ayah gak ikut, masih membuat kue sus di rumah,” ungkapnya.
Kepada PWMU.CO, Nawa mengaku orangtuanya menjual beraneka macam jajanan (kue). “Ada sosis solo, risol mayo, pie, roti sus, terang bulan mini, dan lain-lain,” kata dia.
Sebelumnya, orangtua Nawa bekerja sebagai sales keliling salah satu merk obat. “Pas aku kelas 1 SD, adikku lahir. Akhirnya ayah dan ibu jualan di rumah,” ujarnya.
Nawa yang kini duduk di kelas III SD Muhammadiyah GKB 1 itu mengatakan, orangtuanya sempat membuka warung Lotek Jogja di rumah, di samping menerima pesanan kue. “Tapi karena banyak pesanan kue, jadi sudah gak jualan Lotek Jogja lagi,” ungkapnya.
Sesekali, Nawa suka membantu orangtuanya membuat kue di rumah. “Pernah bantu bikin talam ketan. Bikin hijau-hijau yang manis itu, yang dari pandan,” ujarnya tersenyum.
Ia mengaku terharu melihat orangtuanya bekerja keras membuat dan menjual kue jajanan setiap hari. “Ayah itu habis Isya tidur sebentar, trus bangun jam 9 atau 10 untuk masak kue. Kadang-kadang ya sampai pagi,” cerita Nawa.
Gadis kecil yang bercita-cita menjadi dokter anak itu ingin orangtuanya masuk surga. “Mereka sudah jaga aku dari kecil,” ujarnya.
Ditemui secara terpisah, Rosy—sapaan Rosy Pugar Feridiayanti—mengaku omset dari berjualan kue sekitar Rp 300 ribu per hari. “Untungnya ya kurang lebih 100 ribu gitu,” ujarnya.
Kue jajanan yang dibuatnya bersama suami, kata Rosy, dijualnya ke kantor-kantor pemerintahan. “Yang mengantar setiap pagi ya ayahnya,” kata istri Fery Diangoro itu.
Ketua Lazismu KL GKB Suwono SP MM mengatakan, pendapatan terbesar dari 4 lembaga pendidikan yang dikelola Majelis Dikdasmen GKB. “Sekitar 90 juta rupiah,” ujarnya.
Teknik penggalangan dananya, lanjut Suwono, melibatkan wali kelas. “Tiap minggu diserahkan ke kantor Lazismu,” jelasnya.
Suwono menambahkan, pihaknya telah memberikan beasiswa pendidikan kepada 135 anak di seluruh Kabupaten Gresik. “32 di antaranya merupakan siswa dari empat sekolah GKB,” imbuhnya.
Adapun teknik pemberiannya, kata Suwono, setiap tiga bulan sekali. “Motto kami, dari kita, oleh kita, untuk kita,” tutupnya.
Ketua panitia Ichwan Arif mengatakan, pemberian beasiswa dibarengkan dengan pelatihan yang diikuti Kontributor PWMU.CO dari Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. “Sekaligus agar bisa diliput sebagai bagian praktik pelatihan,” ucapnya. (Vita/Lilik/Anam/Tiwi)