PWMU.CO-Di zaman digital sekarang ini setiap orang mudah menjadi jurnalis. Cukup dengan handphone yang dibawa dapat melaporkan peristiwa di sekitarnya. Peristiwa biasa-biasa saja, apalagi yang luar biasa.
Demikian disampaikan Pemred PWMUTV Faishol Taselan ketika mengisi Pelatihan Jurnalistik Teknik Menulis Berita dan Liputan Video via HP di SD Muhammadiyah Plus Brawijaya Kota Mojokerto, Ahad (21/4/2019).
Pelatihan ini diadakan oleh Pimpinan daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Mojokerto. Diikuti oleh 50 peserta dari kader Nasyiah, IPM, Pemuda Muhammadiyah, Aisyiyah, Tapak Suci, Hizbul Wathan, guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
”Membuat berita itu mudah. Jika kita mau mencoba dengan memanfaatkan apa yang kita miliki seperti HP bisa membuat Video,” kata Faishol. ”Video ini akan menjadi salah satu pilihan pemirsa untuk mendapatkan sebuah informasi.”
Video yang melaporkan peristiwa menarik itu, sambung dia, bisa ditayangkan dan diakses penonton di TV streaming seperti PWMUTV, Youtube, Twitter, Instagram, Blog atau web.
Tapi, kata dia, untuk menghasilkan video HP yang baik harus memperhatikan teknik pengambilan gambarnya. Setidaknya ada 15 teknik yang harus dipahami. Di antaranya pakai tripod. ”Tujuannya agar gambar tidak goyang. Jika tidak punya tripod boleh pakai tangan. Itu pun juga harus tahu tekniknya,” katanya.
Kalau ambil gambar pakai tangan, dia menjelaskan, jangan menjulurkan lengan. Sebab cara itu membuat lengan cepat lelah, gambar juga bergoyang-goyang. ”Cara paling enak, tekuk siku tempelkan di atas perut sebagai tumpuan. Baru tangan digerakkan mengambil gambar. Teknik ini relatif stabil,” tutur Faishol yang pernah menjadi reporter MetroTV.
Jika memerlukan close up, dia menyarankan, untuk berjalan mendekati objek. Jangan gunakan fitur zoom sebab ketika tangan menekan fitur itu membuat HP bergoyang, gambar jadi jelek. ”Saat mengambil gambar juga perhatikan angle atau sudut pandang. Cari posisi terbaik yang jelas objeknya,” tambah wartawan Media Indonesia ini.
Dia menyampaikan shooting kejadian tiap angle dalam lima detik. Kecuali untuk adegan dramatis bisa lebih panjang waktunya. ”Tiap angle lima detik itu untuk memudahkan dan mempercepat editing,” ujar dia.
Harus diperhatikan juga, kata dia menambahkan, saat ambil gambar atau wawancara dengan narasumber bagian mikrofon HP jangan tertutup jari. Suara jadi tidak masuk atau kecil. ”Padahal peristiwa tidak bisa diulang. Baru menyesal ketika editing ternyata gambar tanpa suara,” tandasnya.
Sementara pembicara lainnya Dedy Abdul Wahab menyampaikan Teknik Menulis Berita. Reporter dan Pengarah Acara RRI ini mengatakan, teknik menulis berita yang menarik untuk dibaca salah satunya penulisan judul yang membuat orang penasaran.
”Hindari membuat judul yang orang bisa menebak isi berita sehinga orang lain enggan meng-klik untuk membacanya,” tutur Dedy yang juga menjadi wakil sekretaris Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jatim ini.
Dia menambahkan, menulis berita itu harus peristiwa aktual. Kejadian hari ini tulis hari itu juga. Jangan disimpan karena bisa menjadi basi. Apalagi untuk portal berita online seperti PWMU.CO seharusnya begitu peristiwa terjadi, detik itu juga segera dilaporkan sehingga pembaca langsung tahu informasi bersamaan peristiwa sedang berlangsung.
”Untuk peristiwa yang direncanakan seperti pelatihan ini cara menulisnya tidak harus menunggu acara berlangsung. Sebelum acara sudah bisa ditulis dengan wawancara panitia.,” tandasnya. (Asma)