PWMU.CO – Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ustad Musyafak menyatakan seorang pemimpin yang ikhlas itu tidak pernah mengenal kata rugi. Begitu pula sebaliknya, dia tidak mengenal kata untung.
“Bagi mereka (pemimpin) yang berbuat ikhlas itu untung atau rugi sama saja. Sebab memang mereka tidak berharap itu,” ujarnya dalam kajian di Masjid Al Azhar Ranting Muhammadiyah Dupak Bandarejo Surabaya, Jumat (26/4/19) malam.
Menurut dia, yang diharapkan oleh mereka (pemimpin) yang berbuat ikhlas itu hanya rahmat, kasih sayang, dan ridha dari Allah SWT. “Asal Allah sayang dan ridha pada dirinya, maka cukuplah,” terangnya.
Musyafak menegaskan, bagi mereka yang ikhlas tidak ada sesuatu yang bisa menyaingi rahmat, kasih sayang dan ridha dari Allah SWT.
“Maka, berharaplah hanya pada Allah. Cukuplah Allah sebagai wakil. Sandarkan harapan hanya kepada Allah karena itu sebaik-baiknya sandaran,” terangnya sebari membacakan Alquran surat Albaqarah ayat 218.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang yang berhijrah, dan berjihad dijalan Allah, mereka itu mengharap rahmat atau kasih sayang Allah, dan Allah maha pengampun maha penyayang”.
Lalu, apakah mereka yang kini mencalonkan diri sebagai wakil rakyat maupun calon Presiden dan Wakil Presiden itu ikhlas?
Musyafak mencontohkan sosok Sandiaga Salahuddin Uno, yang rela melepas jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ketika menjadi Cawapres dalam Pemilu tahun 2019. Padahal, untuk bisa jadi Wagub itu Sandi telah menghabiskan dana Rp 100 miliar lebih.
Sementara, lanjut dia, ketika menjadi Cawapres Sandi telah menghabiskan dana satu triliun rupiah lebih untuk biaya kampanye kemana-mana setiap harinya, dan berkunjung ke beribu-ribu tempat.
“Sandi, pernah ditanya sebelum Pemilu dilangsungkan, bagaimana kalau bapak kalah? Sandi menjawab semuakan milik Allah. Semoga jawaban ini ikhlas,” paparnya.
Maka, dia pun berharap yang dilakukan oleh Sandi maupun calon wakil rakyat lainnya adalah pembuatan ikhlas. “Mudah-mudahan apa yang mereka cari itu juga semata-mata mencari rahmat atau kasih sayang Allah. Juga mengharap ridha Allah,” ungkapnya. (Aan)