PWMU.CO-Jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini, jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati cahaya ilahi.
Penggalan syair itu disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Drs Nur Cholis Huda MSi dalam pengajian Pencerah Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya yang bersamaan dengan pengajian Matahari Terbit di Masjid Jenderal Sudirman Jl Darmawangsa No 1 Surabaya, Ahad (28/4/19).
”Menata shalat, menata hati, ini yang akan saya sampaikan pada pengajian Ahad Pencerah ini,” ujar Ustadz Nur.
Pertama, kata dia, menata shalat. Ini sangat penting karena amal paling awal diperiksa adalah shalat. ”Dalam sebuah hadits disebutkan, sesungguhnya yang pertama dihisab seorang muslim pada hari kiamat adalah shalat fardlunya, apakah lengkap. Jika tidak lengkap maka malaikat disuruh lihat apakah dia punya shalat sunnah. Jika punya maka shalat sunnah melengkapi shalat wajib. Yang demikian itu berlaku untuk seluruh amalan,” tandasnya. ”Karena itu marilah jaga shalat itu.”
Dia menegaskan, jangan malas melaksanakan shalat sunnah. Sehari semalam hanya 10 rakaat. Dua rakaat sebelum Dhuhur dan sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya, dua rakaat sebelum Subuh.
”Ditambah shalat tahajjud itu sangat baik. Bangun seperempat malam. Nah itu harus diniatkan kalau tidak, maka susah bangun. Shalat Dhuha jangan lupa dilaksanakan rutin,” ujarnya.
Penasihat Masjid At Taqwa Pogot itu memberi contoh orang yang shalatnya khusyuk dan orang yang tidak khusyuk dengan memutar video.
”Coba kita lihat video ini. Sesungguhnya mereka sangat bagus menata shaf shalatnya. Ketika ada makmum masbuk datang langsung menempati tempat yang kosong dan mengikuti imam. Rapi sekali,” tuturnya.
Berganti diputar video lainnya. Ketika imam sudah takbir memimpin shalat, datang seorang makmum. ”Orang yang baru datang ini mengeluarkan dompet, handphone, dan asesoris lain dari dalam saku sehingga mengganggu jamaah yang lain,” katanya.
Ceramah berlanjut. Kedua, sambung Ustadz Nur, menata hati. Menjaga kebersihan hati sesuai ajaran ilahi. Menata hati ialah menjaga kebersihan hati dari perbuatan dosa yang mengotori. Ada sebuah syair yakni jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini, jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati cahaya ilahi.
”Bila hati kian bersih, pikiran kian jernih. Semangat hidup gigih, prestasi mudah diraih. Namun bila hati busuk, pikiran jahat merasuk. Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk,” ucap dia membaca syair tulisan Abdullah Gimnastiar itu.
Lantas dia samakan hati itu seperti cermin. ”Hati ibarat cermin, dosa menjadi titik hitam pada cermin. Jadilah tampan dengan kejujuran. Jadilah cantik dengan tidak berdusta. Karena itu jagalah hati,” tuturnya.
”Karena Allah menyampaikan, demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa jalan kefasikan dan ketakwaan. Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu dan sungguh rugi besar orang yang mengotorinya,” tambahnya mengutip firman Allah surat As Syams ayat 7-10. (Habibie)