PWMU.CO – Muhammad Fathir Rizuqal Siswanto sudah jatuh cinta pada Tapak Suci sejak kelas II. Ia menyukai olahraga bela diri itu tanpa paksaan dari kedua orangtuanya. Namun, ketika bertanding, sang bunda sebisa mungkin ada di sampingnya, memberi semangat hingga mampu meraih juara.
Saat ini, siswa kelahiran Gresik, 12 Mei 2008 itu telah duduk di bangku kelas V dan semakin percaya diri, terlihat dari gerakannya saat bertanding. Juga ketika dia ditemani sang bunda menerima penghargaan juara dalam Sirkuit Pencak Silat Berlian Open#3 Tahun 2019, Ahad (28/4/19). Raut wajahnya bahagia.
Fathir adalah salah satu pesilat cilik SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Dalam waktu sekitar satu tahun, ia sudah mampu menunjukkan prestasinya. “Kemarin mendapat medali perak di Berlian Open,” kata Nurul Mahmudiyah, sang bunda.
Turnamen demi turnamen telah diikuti Fathir. Walaupun perjalanannya tak selalu mulus, ia menikmati setiap kompetisi yang diikutinya.
Pertandingan pertamanya ia ikuti saat kelas III. Pertandingan itu memang untuk menguji mental dan kemampuan Fathir dalam mengawali karir di Tapak Suci. Sampai saat ini, dari 10 pertandingan yang telah diikuti, enam penghargaan berhasil diraihnya.
Selain Fathir, dua siswa SDMM juga berhasil menyabet medali dalam turnamen yang digelar di SMA Muhammadiyah 10 GKB Pondok Permata Suci (PPS) Manyar, Gresik, Jumat-Ahad, (26-28/4/19). Mereka adalah Feyza Nadya Az Zahra (kelas III) dan Nadia Fitri Fatihah Ismaputri (kelas IV). Keduanya meraih medali perunggu.
Pembina ekstrakurikuler Tapak Suci Fauzudin Zulhaq Ilmawan AMd mengaku bangga dengan anak-anak pada pertandingan kali ini. “Setiap atlet telah mampu bertanding sambil berfikir, tidak asal serang,” ungkapnya.
Fani—sapaan akrab Fauzudin Zulhaq Ilmawan—mengatakan, biasanya anak-anak bermain asal hindar-serang tanpa pertahanan. “Sekarang sudah bisa menerapkan pola pertahanan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga bisa melihat kapan ada peluang, kapan menghindar. “Ritme permainannya juga sudah bagus. Tahu kapan mulai, berapa kombinasi, dan kapan harus berhenti,” jelasnya.
Perkembangan ini, bagi Fani, jauh lebih baik dari mendapatkan juara. “Karena ini tanda awal mereka mulai dewasa di atas gelanggang,” tegasnya.
Selamat! (Vita)
Discussion about this post