PWMU.CO – Setahun lebih berdiri, Lazismu Lumajang omsetnya sudah miliaran rupiah. Tahun ini ditargetkan kumpulkan dana Rp 7 miliar.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lumajang Suharyo menjelaskan, pencapaian zakat infak sedekah terbaik di tahun 2017 sebanyak Rp 5,2 miliar.
”Waktu itu pas ada bencana banjir dan tanah longsor di Ponorogo,” ujar Suharyo ditemui di acara Safari Zakat di Desa Pakel Kecamatan Gucialit Lumajang, Selasa (30/4/19).
Lazismu Lumajang dibentuk pada 7 November 2017 berdasarkan SK Badan Pengurus Lazismu Jawa Timur.
Menurut dia, salah satu kunci suksesnya adalah keterlibatan AUM dengan cara melibatkan relawan untuk menyebarkan dan mengumpulkan zakat infak dan sedekah melalui kaleng – kaleng di toko ataupun di pengajian.
Ketua Lazismu Lumajang Muari menambahkan, tiap kaleng minimal Rp 50 ribu bisa dikalikan per bulan sebanyak 2.000 kaleng. ”Silakan dihitung berapa minimal dana infak yang masuk ke Lazismu,” tuturnya.
Dana yang terkumpul, kata dia, disalurkan ke panti asuhan, pendidikan, dhuafa, dan kegiatan syiar dakwah Muhammadiyah dengan prinsip dari Muhammadiyah oleh Muhammdiyah dan untuk Muhammadiyah.
Lazismu Lumajang memberikan fee bagi relawan dan AUM sebesar 10 persen untuk biaya transport menggalang donasi. Para relawan juga diberi kesempatan mengajukan proposal ke Lazismu untuk kegiatan di lembaganya.
”Ada dua penyaluran dana yang sudah dilakukan yaitu infak terikat. Kalau diakadkan oleh donatur untuk membantu ke panti ya diteruskan ke panti. Ada juga infak tidak berikat, penggunaannya bebas. Dana yang terkumpul banyak salah satunya dari kaleng,” tambah Muari.
Selain dua ribu kaleng yang diambil sebulan sekali oleh petugas dari tiap-tiap cabang, Lazismu juga melayani penyerahan ZIS di kantornya di Jl. Imam Ghozali 125 Lumajang.
”Saat ini sasaran sudah eksternal dan sudah masuk ke instansi pemerintahan termasuk di PKK dan saudara kita non muslim sehingga kami optimistis target Rp 7 miliar tahun 2019 akan tercapai,” tandasnya. (Bunda Tri)