Hj Fatihah Munir Syafii memang telah pergi. Tapi jejak perjuangannya tak akan pernah mati.
PWMU.CO – Seperti kesaksian Ketua Pimpinan Daerah (PDA) Sidoarjo Zubaidah. “Beliau adalah sosok pemimpin yang selalu menjadi uswah (teladan) bagi semua pegiat Aisyiyah,” ujarnya pada PWMU.CO, Kamis (2/5/19).
Fatihah telah aktif di Aisyiyah Cabang Sidoarjo sejak tahun 1961. “Di tahun 2000-2005 beliau menjadi Ketua PDA Sidoarjo,” ujarnya. Di masa kepemimpinan Fatihah, berdiri beberapa lembaga penting milik Aisyiyah, seperti Koperasi As-Sakinah; Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Tulangan yang kini jadi RS Aisyiyah Siti Fatimah; Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyiyah Krian, Porong, dan Tulangan, serta panti asuhan,” ungkap Zubaidah.
Tak hanya jejak kelembagaan, warisan kepribadiannya juga menginspirasi. “Beliau dikenal sebagai pribadi yang dermawan, serta arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Jika rapat beliau selalu mendengarkan dan mengakomodasi semua masukan anggota. Dan bila ada permasalahan beliau selalu tabayyun dulu,” ungkapnya.
Dan yang tepenting dari semuanya, kata Zubaidah, adalah semangat beliau berjihad dalam dakwah di persyarikatan. “Tak pernah lekang oleh masa dan tak terkalahkan oleh renta,” ujarnya.
Zubaidah menuturkan, meski fisiknya tak lagi prima, Fatihah masih kerap mendatangi acara-acara Aisyiyah. “Beliau tetap bersemangat hadir walaupun harus memakai kursi roda,” cerita dia. Zubaidah masih terkenang bagaimana Fatihah berusah payah di kusi roda menghadiri acara Aisyiyah Award 2018 untuk menerima penghargaan ‘Lifetime Achievement’.
Wanita berusia 83 itu mengembuskan nafas terakhir di RSUD Sidoarjo Selasa (30/4/19) pukul 01.00 WIB, lantaran penyakit diabet dan jantung yang diidapnya. Dia meninggalkan enam orang anak yaitu: Hj Sundus Ekowati, Dra Iksir Dwinirfati, Dr H Emir Firdaus (Ketua DPRD Sidoarjo), Dra Milla HAqquzzaki, Rizal Fuadi SE, dan H Muh. Haifan SE.
Selamat jalan sang motivator! (Sunarsih)