PWMU.CO – MI Muhammadiyah 01 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan menyelenggarakan seminar parenting dengan tema Mendidik Anak di Era Milenial.
Acara bertempat di halaman pondok, Kamis (2/5/2019). Seminar diikuti oleh seluruh wali murid. Pembukaan dimeriahkan dengan tarian dari siswa-siswi.
Hadir sebagai pembicara Nasrul Faqih Syarif dari Sidoarjo. Dia menyampaikan, setiap anak punya kecerdasan. Masing-masing anak punya kelebihan, anak itu tidak ada yang nakal.
”Orang tua maupun guru yang sering melabeli anak-anak dengan label negatif justru mematikan karakter anak,” ujar dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
Setiap anak dibekali dengan tiga hal. yaitu A-I-R (Akal, Indera dan Rasa). Namun pendidikan kita saat ini terlalu fokus pada akal dan indera melupakan rasa. ”Kita kurang tahu bagaimana perasaan anak, tak tahu apa perasaan anak bisa menerima atau tidak apa yang telah kita berikan pada anak,” terangnya.
Dia mengajak, untuk lebih mengerti karakter anak. Kelebihan dan apa yang membuat nyaman anak dalam berkembang. Karena karakter anak itu macam-macam tidak selalu seperti yang kita inginkan.
”Sebagai orang tua harus bisa mengarahkan tanpa mematikan karakter mereka dengan melabeli atau membanding-bandingkan mereka dengan anak yang lain,” katanya.
Dia memberikan resep dalam mendidik anak. Pertama, akui. Maksudnya, saat ini banyak anak yang kehilangan pengakuan dari orang tua lantaran banyak kesalahan atau tingkah negatif dari anak tersebut.
Kedua, ikhlaskan. Ikhlaskan anak berkembang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Orang tua harusnya bisa mengarahkan tanpa mengekang mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Ketiga, relakan. Orang tua sejatinya sebagai penjaga bukan pemilik. Relakan anak kita menjadi seperti yang pemiliknya yaitu Allah swt. Orang tua adalah pengatur untuk anak tapi Allah adalah sebaik-baik pengatur bagi hambanya.
Ketua Pelaksana Furqon Firmansyah SPd mengatakan, seminar ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada para orang tua dan guru agar mengetahui dan mengenal karakter anak. Sehingga pendidikan kepada anak lebih tepat. (Aris Syahroni)