PWMU.CO -Adzan Ashar lepas berkumandang dari Masjid At Taqwa Desa Sidobogem Kec. Sugio Lamongan. Sebanyak 30 anak-anak kecil berbondong menuju masjid. Mengenakan menggunakan baju koko, berkopiah, membawa tas berisi Alquran dan buku mengaji. Anak-anak itu segera shalat dan mengaji.
Merekalah para santri Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di masjid itu. Muhajir, ustadz TPQ, menyambut mereka. Setelah semua duduk di lantai Ustadz Muhajir memimpin doa pembuka seperti Al Fatihah dan rodhitu billah. Kemudian satu persatu maju membaca huruf Alquran sesuai jilidnya.
Sembilan belas tahun Muhajir menjadi guru mengaji di TPQ ini. Sendirian. Bapak tiga anak tersebut pernah mengalami peristiwa pahit sewaktu kecil dan masa mudanya. Hidup dalam kemiskinan. Makan kurang, sekolah di desa hanya sekejap karena tak punya uang.
”Saya pernah mau disekolahkan di Surabaya. Tapi begitu bodoh pikiran saya di waktu muda. Saya memilih hidup di sawah membantu orang tua,” katanya saat ditemui Senin (6/4/2019).
Tapi dia cukup pintar belajar otodidak. ”Saya belajar otodidak tajwid, Bulughul Maram, Riyadush Sholihin, bahasa Arab,” tuturnya. ”Saya pelajari sendiri akhirnya ilmu itu saya dapatkan.”
Termasuk belajar ceramah. Setelah ilmu yang dia pelajari dikuasai dia memberanikan diri menyampaikan lewat ceramah kecil-kecilan. ”Prinsip saya mengamalkan pesan Nabi balighu anni walau ayat. Sampaikanlah dariku walau satu ayat,” ujarnya.
Karena itulah dia bersemangat mengajar anak-anak TPQ ini. Bisa sekolah dan mengaji. ”Anak-anak TPQ ini bisa melanjutkan perjuangan dakwah para sesepuh,” tuturnya. (Faiz Rijal Izzuddin)