PWMU.CO –Suasana ruang rapat SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) ramai dipenuhi puluhan siswa kelas 11 MIPA 1 dan MIPA 4 serta beberapa guru dan pimpinan sekolah, Jumat (3/5/ 2019) siang.
Hari itu Smamda sedang menggelar acara Farewell Party untuk kedua siswa Rotary Student Exchange (RYE) Tais Suchara Staloch dari Brazil dan Theodor Schonning Frandsen dari Denmark.
Kurang lebih sembilan bulan mereka menimba ilmu di Smamda. Tais dan Theo mulai belajar di Smamda pada Agustus tahun lalu. Pada kesempatan iitu keduanya menyampaikan kesan pesan selama bersekolah di sini.
”Here I had a lot of experiences, memories and a lot of good friends and teachers. I learned a lot, not only about the subjects, but also the culture, the Indonesian’s life and also about the people here,” tutur Tais mengawali pidatonya.
Di Smamda ia mempunyai banyak pengalaman, kenangan teman baik dan guru. Ia belajar tidak hanya pelajaran di sekolah, tetapi juga tentang budaya, kehidupan orang Indonesia dan masyarakat di sini.
”I will never forget my time here, all the competitions, like in Independence Day when we play games, all the ceremonies, all the classes, like batik and exhibition, the times that we went in a TV Show for singing and talk about our experiences, the camp that I went with IPM,” sambungnya.
Ia tidak akan melupakan tiap waktu selama di Smamda. Seperti mengikuti lomba peringatan 17 Agustus, upacara, mengikuti kelas-kelas seperti batik, pameran dan pertunjukan TV yang ia tampil untuk menyanyi dan berbagi pengalaman dan berkemah dengan IPM.
”Thank you so much everyone and I hope can back here soon for visit and talk with all again, I am going to miss the school and everyone I met here a lot,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan Theodor, siswa exchange dari Denmark. Theo lebih banyak berbicara dengan bahasa Indonesia.
Ia teringat pertama kali datang di Smamda, semua membantunya untuk belajar bahasa Indonesia, guru dan siswa semuanya menyenangkan.
”The school has given me a lot of knowledge, new friends, new experiences and a better understanding of the indonesian and muslim culture,” terang Theo.
Smamda telah memberi banyak pengetahuan, teman baru, pengalaman baru dan pemahaman lebih baik tentang kebudayaan Indonesia dan kebudayaan umat Islam.
Sama seperti Tais, Theo juga sangat terkesan dengan pengalamannya untuk mengikuti acara interview dan tampil di televisi juga kegiatan manasik haji. Di akhir pidatonya ia mengucapkan terima kasih kepada siswa dan para guru smamda.
Keberadaan Tais dan Theo membawa kesan tersendiri bagi teman -teman sekelasnya. Menurut Balqis Bamenda, teman sekelas Tais di XI MIPA 1, dia gadis yang ramah dan rendah hati. Dan sangat cantik ketika tertawa.
Menurutnya, Tais berkembang sangat pesat dalam pembelajaran sejak kedatangannya. Dia sudah bisa berbahasa Indonesia sekarang. Bahkan mengerti dengan baik ketika seseorang berbicata bahasa dalam percakapan sehari-hari.
Kesan sama dirasakan Arya Rakha yang menjadi teman sekelas Theo di XI MIPA 4. ”Gak nyangka punya temen bule seperti Theo. Waktu pertama kali ketemu juga kaget gitu. Apalagi dia dari Denmark dan pas diajak bicara Indonesia pertama kali ya dia hanya senyum saja,” ungkap Arya.
Theo, sambung Arya, anaknya enak diajak bicara walaupun harus berusaha ngomong Inggris supaya nyambung ngomongnya.
”Saat farewell party saya lebih kaget lagi,” akunya. ”Ternyata Theo sudah bisa ngomong Bahasa Indonesia dengan sangat lancar,” pungkasnya
Kesan positif terhadap Smamda juga disampaikan Eny Ambarsari, koordinator Rotary Youth Exchange Surabaya yang dihubungi Selasa (7/05/2019). ”Tais dan Theo sangat nyaman menimba ilmu di Smamda. Mereka merasa seperti di rumah sendiri,” terang Eny.
Smamda, sambung Eny, adalah sekolah muslim yang juga mempromosikan kebudayaan Indonesia. ”Siswa asing yang tidak cukup tahu tentang Islam bisa belajar di sini,” imbuhnya.
Eny juga akan merekomendasi siswa exchange dari Mexico, Alonso Guerra Miguel Angel, untuk belajar di Smamda mulai bulan Agustus 2019 mendatang. (Rimba, Tanti)