PWMU.CO – Setelah tahun lalu sukses mengirimkan 177 mubaligh muda ke beberapa penjuru di Tanah Air, tahun ini Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta kembali para santrinya ke berbagai tempat. Bahkan sebagian mereka dikirim ke negeri Jiran, Malaysia. Para mubaligh ini akan bertugas selama 21 hari sejak dilepas dari Yogyakarta, Sabtu (4/6).
(Baca: Kisah Siswa Katholik yang Selamatkan Sekolah Muhammadiyah di Kutai Kartanegara)
“Alhamdulillah tahun ini ada 15 yang kita kirim ke Malaysia,” kata M Wildan Kurniawan selaku Panitia Mubaligh Hijrah 1437. Wildan menjelaskan bahwa program Mubaligh Hijrah (MH) ini bukan sekadar acara rutin Madrasah, tetapi juga bagian praktik dakwah di lapangan bagi para santri.
“Selama ini mereka hanya mendapatkan teori mengenai keislaman dan metodologi dakwah di dalam kelas. Inilah waktunya untuk praktik nyata di masyarakat,” kata Wildan, yang mengungkapkan bahwa program ini termasuk cara mengawal agar visi Muallimin untuk mencetak kader pendidik, ulama, dan cendekiawan tetap terjaga.
Tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya, pasalnya kini Muallimin mencoba untuk mengirimkan 15 Mubaligh muda untuk berdakwah ke negeri Jiran tepatnya di Malaysia. “Ini adalah awal langkah kami untuk melebarkan sayap dakwah ke negeri Malaysia,” ungkap Dedik Fathul Anwar, Kepala Urusan Perkaderan Persyarikatan Madrasah Muallimin Muhammadiyah.
(Baca juga: Peserta ISCMIE Dikdasmen PWM Road to Singapura)
Dedik berharap, dengan adanya MH di Malaysia ini, Muallimin mampu memberikan dampak postif bagi dunia pendidikan kader Muhammadiyah, khususnya bagi adik-adik Tsanawiyah Muallinin, agar memiliki ghirah untuk mempelajari ilmu- ilmu agama dan mempraktikkannya dalam dakwah.
“Ini adalah tren positif dalam dunia pendidikan keder dan dakwah Muhammadiyah di mana seorang siswa yang masih duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) diharapkan mampu untuk berdakwah di luar negeri walaupun hanya sebatas negeri Malaysia,” katanya.
Selain ke Malaysia, mubaligh muda ini juga dikiirm ke Jawa Tengah (Klaten, Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, Megelang), Jawa Timur (Ponorogo), DIY (Kulon Progo, Sleman, Kota Yogya), Kabupaten Paser Kaltim, Lampung Timur, dan lainnya.
Madrasah Muallimin sendiri merupakan sekolah keagamaan setingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Didirikan langsung oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan pada 1920 dengan nama “Qismul Arqa”, yang dalam bahasa Belanda disebut “Hogere School” yang berarti sekolah menengah tinggi. Madrasah ini berada di bawah naungan Pimpinan Pusat Muhammdiyah secara langsung sebagai tempat pendidikan calon kader pemimpin, guru agama, dan mubaligh Muhammadiyah. (MN)