PWMU.CO – Ramadhan 1440 H membawa kabar bahagia bagi keluarga besar SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Muhammad Fauzan Haidar, alumnus SDMM Angkatan 3—Angkatan Ceria—tahun 2012, dipercaya menjadi imam shalat Tarawih pada Ramadhan 1440 H di Tokyo, Jepang. Ini merupakan pengalaman pertamanya jadi imam Tarawih di luar negeri. Sebelumnya, ia pernah terjadwal menjadi imam shalat di ma’had, Masjid Bilal bin Rabbah sekitar Februari hingga April 2018.
Ditemui PWMU.CO usai mengikuti pembinaan Tarawih di SDMM, Selasa (7/9/19) malam, ia mengaku tidak menyangka masuk delapan besar siswa yang terpilih menjadi imam Tarawih di Jepang. “Selama ini saya fokus menghafal Alquran dan berlatih membacanya dengan tartil, supaya lebih indah didengar,” ungkapnya.
Dia meyakini, hal itu karena berkah cintanya kepada Alquran. “Yakinlah, semua tak ada yang sia-sia,” tegasnya.
Setelah lulus dari SDMM, Fauzan melanjutkan studinya ke SMP Ar Rohmah Hidayatullah, Malang. Ia belajar selama tiga tahun di sana. Setelah itu, ia melanjutkan ke Ma’had Isy Karima Karanganyar, Jawa Tengah. “Saya belajar empat tahun di Isy Karima. Tiga tahun fokus menghafal Aquran, satu tahun untuk ujian-ujian,” jelasnya bangga.
Melalui program dakwah ke Jepang ini, pelajar kelahiran Surabaya, 8 November 1999 itu bisa menerapkan pelajaran Bahasa Jepang yang pernah diterimanya di SDMM. “Pas SD pernah belajar Bahasa Jepang dengan Ustadzah Tiwi dan Ustadz Arif. Kemarin juga sudah dibekali Bahasa Jepang di Isy Karima,” paparnya.
Dihubungi via pesan WhatsApp, Kamis (9/5/19), Fauzan dijadwalkan berangkat ke Tokyo dalam waktu dekat di Ramadhan ini karena masih menunggu visa keluar dan pembelian tiket.
Di Jepang nanti, lanjutnya, banyak tugas dakwah yang diembannya. “Selain menjadi imam Tarawih, kami juga mengisi pengajian-pengajian dan mengajar Alquran,” ujarnya. Ia dan teman-temannya akan mengisi di beberapa masjid dan perkumpulan, di antaranya Pengajian Edogawa, Pengajian Ayase, dan Yayasan Hitachi.
Kepada adik-adik di SDMM, Fauzan menyampaikan tiga pesan, yaitu bersabar menuntut ilmu, pasang cita-cita setinggi langit, dan santun kepada guru. “Meskipun mungkin kita kurang suka dengan cara guru tertentu mengajar, tapi tetap perhatikan. Santunlah. Ridhanya luar biasa,” tuturnya. (Vita)