PWMU.CO – Ars Hafizhah Ramadhanita (18), tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Senyumnya terus mengembang berbarengan dengan matanya yang sembab oleh air mata bahagia.
Fisa, sapaan akrabnya, pantas berbahagia karena menjadi salah satu penerima Beasiswa Dokter Muhammadiyah (BDM) pada Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
“Alhamdulillah ya Allah,” ujarnya bersyukur saat namanya dipanggil sebagai salah satu penerima BDM oleh Rektor Dr Ir Gunawan Budiyanto MP, di sela Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Auditorium Masjid Ahmad Dahlan UMY, Kamis, (9/5/19).
Santri Pesantren Tahfidhul Quran (PTQ) Aisyiyah Ponorogo yang hafal Alquran 12 juz ini pun spontan memeluk Ustadzah Rizka Beladina, pengasuhnya di pondok yang turut hadir mendampinginya.
Setelah itu berlangsung adegan yang mengharukan saat alumnus SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo itu mencium tangan ayahnya dan mendapat balasan ciuman kening. “Ini berkah Ramadhan,” kata Sugiran singkat.
Keduanya lalu menuju podium untuk menerima Surat Keterangan Hasil Seleksi BDM dari Rektor UMY yang diserahkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir.
Bersama Fisa, ada dua orang lainnya yang lolos seleksi BDM, yakni Alfionita Eka Amelia Putri dari Ponpes Al Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung Jateng. Juga Khoiruddin dari Ponpes Modern Zam Zam Muhammadiyah Cilongok Banyumas Jateng. Berbeda dengan Fisa, keduanya mendapat BDM pada Prodi Pendidikan Dokter.
Dalam arahannya, Haedar Nashir menyatakan terima kasih dan penghargaan kepada UMY yang sudah secara rutin dalam beberapa tahun ini memberikan BDM bagi kader-kader Muhammadiyah. “Mereka ini akan ditempatkan di daerah terpencil dan tidak boleh kembali lagi,” ungkap Haedar yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
“Saya yakin 11 Fakultas Kedokteran di beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kita akan memberikan beasiswa yang sama kepada kader persyarikatan. Ini soal waktu saja,” tegas Haedar yang kembali disambut tepuk tangan hadirin.
Bersaing dengan 94 peserta dari Ponpes Muhammadiyah dan Panti Asuhan Muhammadiyah se-Jawa, mereka bertiga melalui tahapan seleksi yang ketat.
Dimulai dari seleksi berkas, tes kemampuan akademik, tes psikologi, tes baca tulis Alquran, dan wawancara. Kemudian dilanjutkan tes kesehatan setelah penerimaan SK ini.
Adapaun syarat mengikuti BDM UMY ini adalah santri ponpes dan panti asuhan Muhammadiyah yang telah mukim minimal dua tahun.
Dengan mendapat BDM UMY ini, Fisa bebas biaya kuliah (DPP dan SPP). Selain itu dia juga mendapat biaya hidup dan di tahun pertama wajib tinggal di asrama. “Total beasiswa sekitar Rp 500 juta,” jelas Sugiran.
Dihubungi melalui telepon, Maria Goretti Heriaty SP—ibunda Fisa yang tinggal di Situbondo—mengatakan ini adalah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT.
“Terima kasih kepada semua kerabat dan teman atas doanya. Terima kasih kepada UMY atas kepercayaan ini. Semoga putri kami bisa menjalankan tugas dan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Reti, panggilan akrabnya.
Selamat! (SSP)