PWMU.CO – Ketua Kops Mubaligh Muhammadiyah Kota Surabaya Dr Imam Syaukani MA mengatakan, kekuatan umat Islam itu terletak pada dua institusi yaitu masjid dan madrasah.
“Kalau masjid kita sudah sepi dengan jamaah maka itu tanda-tanda kekuatan umat Islam berada di titik nadir,” ujarnya di depan guru dan karyawan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB peserta Pengajian Ramadhan V 1440 H, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB, Ahad (12/5/19) .
Imam memberi contoh kekuatan Masjid Alaqsha di Yerusalem, Palestina. “Masjid ini telah menjadi kekuatan umat Islam sehingga Israel paham untuk menjadikan salah satu permasalahan utama konflik dengan Arab sampai sekarang,” ujarnya.
Masjid Alaqsha adalah kiblat umat Islam generasi awal hingga 17 bulan setelah Nabi Muhammad hijrah, kemudian dialihkan ke Kabah di Masjid Alhram.
“Masjid Alaqsha harus kita jadikan semangat dan inspirasi bagi kita semua. Nah, supaya masjid yang ada di sekitar rumah kita bisa makmur dan jamaahnya banyak, maka selayaknya ketua takmir harus digaji. Hal ini supaya mereka bisa buka perpustakaan di masjid dan datangkan penceramah jempolan,” paparnya.
Mengenai madrasah, Imam menelaskan bahwa di situlah generasi Islam mandiri dicetak. Di sinilah tempat awal untuk mendidik anak-anak kita.
“Kalau sekolah itu mencetak pekerja yang hanya menerima sesuatu, tetapi madrasah adalah tempat menggodok orang-orang mandiri yang mencari sesuatu. Maka, madrazah kita harus mampu jadi kekuatan umat Islam,” ungkapnya.
Madrazah, lanjutnya, harus kita jadikan sebagai tempat untuk menyiapkan generasi Islam tangguh yang mandiri dan bertanggung jawab.
“Ayo kita makmurkan masjid serta kita kelola madrasah dengan baik karena di dalamnya akan menjadi kekuatan umat Islam,” ajaknya. (Ichwan Arif)