PWMU.CO – Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendorong agar profesionalisme perawat diuji sejak di bangku kuliah. Selain itu, untuk mencapai standard profesionalisme yang sama secara nasional, perlu diberlakukan ujian dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) secara serentak.
Dekan Fikes UMM, Yoyok Bekti Prasetyo SKep MKep SpKom saat meninjau ujian akhir praktek klinik OSCE terstandard, untuk mahasiswa D3 Keperawatan UMM, Rabu (8/5) mengatakan, selama ini ujian klinik untuk D3 Keperawatan masih bersifat tertulis. Menurut Bekti seharusnya ujian keperawatan bisa seperti kedokteran yang sudah seatle menggunakan OSCE untuk mendapatkan register dokter.
”Jika ujian OSCE diberlakukan secara nasional, maka profesionalisme perawat diharapkan dapat tercapai standard yang sama,” ujarnya.
(Baca: Wanita Singapura Ini Raih Gelar Doktor Tercepat di UMM dan Inilah Keunggulan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah)
Sementara Kaprodi D3 Keperawatan UMM, Reni Ilmiasih MKep menerangkan dalam ujian kali ini, sebanyak 65 mahasiswanya mengikuti ujian OSCE. Lanjut Rani menambahkan, Fikes UMM sendiri sudah menggunakan OSCE sebagai syarat kelulusan mahasiswanya. Itu dilakukan sejak tiga tahun lalu. ”Kedepan dengan cara ini, UMM sudah siap, jika OSCE dijadikan standard nasional dan digunakan sebagai bentuk uji kompetensi perawat nasional,” kata lulusan Universitas Indonesia untuk spesialisasi keperawatan anak ini.
Ujian dilakukan bertujuan untuk melihat kemampuan atau performan mahasiswa dalam memberikan perawatan kepada pasien. ”Ujian meliputi kemampuan kognitif, atitude dan skill. Metode OSCE ini, menjadi salah satu metode evaluasi yang secara berkala digunakan oleh Prodi D3 Keperawatan di setiap akhir mata kuliah tertentu yang memiliki muatan praktek,” terang Sekretaris Prodi D3 Keperawatan, Nurlailatul Masruroh, MNS.
(Baca: Inilah 12 Produk Inovasi Mahasiswa UMSurabaya yang Jadi Finalis Kompetisi Produk Tepat Guna dan Sukses Mahasiswa UMM Tulis 8 Buku)
Nurlailatul menerangkan OSCE akhir praktek klinik ini, melibatkan 16 orang penguji yang stand by di 16 station untuk melakukan penilaian. Baik di departemen Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Komunitas dan Keperawatan Gawat Darurat. “Di setiap station rata-rata membutuhkan waktu 10 menit untuk melakukan tindakan mengatasi atau memecahkan masalah kasus pasien yang ada di soal,” tuturnya.
Senada dengan itu, Master of Nursing dari Thailand ini mengungkapkan tidak banyak kampus yang memiliki fasilitas dan sumberdaya clinical instructure untuk menyelenggarakan OSCE. “Itulah sebabnya mungkin masih sulit jika ini diterapkan secara nasional. Tetapi bagi UMM yang penting kita siap,” pungkasnya. (nasrul/aan)