PWMU.CO-Ahli di bidang Perencanaan Jaringan Pipa Air Minum dan Bendungan Kecil Ir H Suwignyo MT menyebut, di masa depan, seluruh energi pembangkit listrik beralih ke air, angin, dan matahari. Sebab ketersediaan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, semakin menipis.
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengatakan, solusi masalah energi masa depan adalah mengembangkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Lelaki kelahiran Jember ini menerangkan, penelitiannya tentang PLTMH dimulai sejak tahun 2000 bersama enam mahasiswanya. Studi pertamanya PLTMH Sengkaling 1.
”Setelah revisi dan evaluasi, baik studi maupun desain, akhirnya PLTMH Sengkaling mulai dibangun pada tahun 2007 dan beroperasi awal tahun 2008,” ujar penerima Penghargaan Khusus UMM 2019.
Tahun 2012, sambun dia, dibangun PLTMH Sumber Maron Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Studi kelayakannya dimulai 2009. Di tahun 2015 dibangun pula PLTMH Sengkaling 2. Terbaru PLTMH di Wisata Andeman Boonpring.
Secara sederhana, kata Suwignyo, untuk menentukan besar kecilnya listrik yang dihasilkan, tergantung kepada ukuran turbin dan tinggi jatuhnya air. PLTMH di Wisata Andeman Boonpring diameter turbin 30 cm, diperkirakan menghasilkan energi sebesar 15.000 watt tenaga listrik.
Atas ketekunannya ini dia juga menerima penghargaan Pengembang Energi Terbarukan dari Universitas Muhammadiyah Malang yang diterima saat upacara peringatan Hardiknas.
”Ya, mungkin itu apresiasi dari UMM terhadap karya civitas akademika. Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi teman-teman dosen yang lain untuk berkarya dan berinovasi. Walaupun saya tidak bertujuan untuk itu,” ungkapnya.
Mimpi besarnya sebelum pensiun, Suwignyo ingin membuat desain pembangkit energi dari turbin penghasil listrik di sepanjang Jembatan Selat Bali yang panjangnya sekitar 39 Km. ”Bila ini rencana ini terealisasi dampaknya akan luar biasa. Karena mampu menghasilkan daya listrik yang sangat besar,” tandasnya optimis. (Izzudin)