PWMU.CO – Untuk mewujudkan khairu ummah, salah satu prasyarat yang harus dimiliki adalah quwwatu siyasah atau kekuatan politik.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP dalam Kajian Ramadhan 1440 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (19/5/19).
”Menyambung tujuh kekuatan yang disampaikan oleh Prof Yunahar, maka saya menambahkan bahwa kekuatan politik juga merupakan bagian dari modal untuk mencapai khairu ummah agar mampu menjalankan ta’muruuna bil ma’ruf wa tanhauna anil munkar,” tutur Muhadjir.
Salah satu problem besar umat Islam saat ini, menurut Muhadjir, adanya perasaan menjadi bagian dari luar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
”Aneh sekali, dengan 87 persen umat Islam di Indonesia, ternyata masih ada yang memiliki perasaan tidak ikut menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka inilah yang perlu mendapatkan perhatian Muhammadiyah dengan pendekatan siyasah atau politik,” ungkapnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode (tahun 2000–2016) itu menambahkan meskipun Muhammadiyah memang bukan partai politik tapi bukan berarti Muhammadiyah tidak berpolitik.
”Politik adalah bagian dari naluri manusia, bagian dari diri kita. Berpolitik dengan partai politik merupakan dua bagian yang jelas berbeda. Politik adalah bagian dari strategi, dan di dalam Alquran strategi dapat dikaitkan dengan sabar,” ujarnya.
Dia menambahkan, sebagaimana Allah menyandingkan kata watawaa shaubil ha, wa tawaa shaubisshabr, maka selain diminta untuk menegakkan kebenaran, manusia juga harus menegakkan kesabaran.
”Jadi setiap kita diminta oleh Allah untuk berjihad, bersikap tegas, keras, di sisi lain juga diminta untuk sabar. Jangan-jangan selama ini kita hanya berjihad namun tidak sabar, atau kita sabar namun tidak berjihad,” katanya.
Muhadjir menambahkan, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di kalangan negara Islam. Ia berharap Muhammadiyah akan menjadi pelopor agar Indonesia semakin maju dengan konsep khairu ummah. (Nely Izzatul)