PWMU.CO – Pendidikan dewasa ini seolah hanya menjadi rutinitas pertemuan antara guru dan siswa, tanpa adanya nilai-nilai yang dibangun dalam sebuah proses pembelajaran. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Demikian kritik Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Muhammad Sholihin terhadap dunia pendidikan.
Menurut mantan Kepala SD Muhammadiyah Pucang ini, saat ini pendidikan kurang menyentuh pada beberapa aspek. Baik dari aspek nilai rohani, aspek sikap maupun aspek nilai luhur. Tak hanya itu, kearifan, kesadaran terhadap lingkungan, tata krama dan tenggang rasa, maupun nilai-nilai agama juga dinilai perlu untuk ditanamkan lagi.
Dalam dunia modern, Lanjut Sholihin, ada sesuatu yang hilang dalam dunia pendidikan, yakni 10 rasa. Antara lain rasa malu, rasa bersalah, rasa sayang, rasa hormat, rasa terima kasih, rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, rasa rendah hati, rasa sabar dan rasa syukur.
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Pentingnya Paradigma Pendidikan Berkemajuan di Muhammadiyah)
”Pendidikan Muhammadiyah harus tampil menjadi pelopor dalam mengembalikan 10 rasa yang hilang tersebut,” ujarnya kepada pwmu.co, hari ini (9/6).
Ditegaskan kembali Sholihin, maraknya peristiwa kejahatan seksual terhadap anak, yang membuat rasa perihatin berbagai pihak. Termasuk orang tua dan sekolah. Untuk itu, lanjut Sholihin sekolah Muhammadiyah harus menjadi harapan bagi masyarakat. Khususnya bagi orangtua yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya di sekolah – sekolah Muhammadiyah.
”Saya percaya dan merasakan bagaimana kualitas pendidikan Muhammadiyah. Namun demikian, saya terus mendorong kepada penyelenggara, pengelola maupun pelaksana pendidikan Muhammadiyah untuk terus melakukan inovasi dan kreativitas dalam memajukan pendidikan,” tandasnya. (aan)