PWMU.CO-Umat Islam diserukan selalu memakmurkan masjid di saat bulan Ramadhan maupun sesudahnya. Sebab mustahil menyuruh orang musyrik dan munafik memakmurkan masjid.
Hal itu disampaikan Ustadz Suparlan dalam kuliah Subuh di Masjid Ruqoyyah Tawang Sumberbendo Pare Kediri, Jumat (24/5/2019).
Membuka ceramahnya, Suparlan mengutip surat At Taubah ayat 18
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰۤى اُولٰٓئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian , serta melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.
Kemudian dia menyebutkan, orang-orang yang memakmurkan masjid itu orang-orang yang bertaqwa. Salah satu pencapaian taqwa dengan jalan berpuasa seperti dikatakan Allah kutiba alaikumushshiyam kama kutiba alaladziina min qoblikum la’alakum tattaquun.
Predikat taqwa, sambung dia, itu mendorong orang konsitens melaksanakan perintah Allah seperti rajin shalat dan memakmurkan masjid untuk shalat berjamaah.
”Masjid adalah rumah Allah. Tentu pemakmurnya disebut takmir. Takmir masjid adalah orang beriman. Jangan sampai setelah Ramadhan, seluruh masjid yang bulan ini tampak makmur, banyak jamaahnya, tapi selepas puasa mereka berhenti berjamaah,” ujarnya.
Dia menegaskan, siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan orang-orang yang beriman. ”Apakah kita akan menyerahkan masjid ini kepada orang-orang musyrik? Kepada orang-orang munafik? Tentu bukan itu tujuan didirikannya masjid,” tuturnya.
Masjid dibangun atas nama Allah semata, kata dia, untuk membantu umat Islam dalam menyalurkan aspirasinya, mengesakan Allah. ”Surat At Taubah ayat 17 menyebutkan, watak dasar orang-orang munafik ketika mereka diajak untuk shalat, memakmurkan masjid, mereka keberatan,” ujarnya. (Dahlansae)