PWMU.CO-Siapa yang tak suka roti? Walaupun bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, roti menjadi makanan yang digemari. Ternyata roti memiliki kandungan gula yang tinggi. Ini menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus.
Memahami ini Novitasari Dwi Mar’atusholihah, Anggun Nurani, Rehan Almira, mahasiswa prodi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat roti yang aman bagi penderita kencing manis ini.
”Kami campur bahan rotinya dengan ekstrak okra atau Abelmoschus esculentus,” tutur Novitasari Dwi Mar’atusholihah, ketua kelompok.
Buah tanaman asli Afrika ini bentuknya seperti lombok warna hijau. Bila dikunyah rasanya renyah berlendir. Ini menjadi bahan tambahan untuk menekan kadar gula roti. ”Pada roti ditambah okra fungsinya menekan kadar gula pada darah,” jelasnya.
Ia melanjutkan, kandungan kimia okra memiliki efek antidiabetes 67,50 persen alfa-selulosa dan 15,40 persen hemiselulosa.
Tahap penelitian yang dilakukan meliputi enam uji yaitu uji daya simpan, uji daya kembang roti, uji proksimat, uji kadar serat, uji aktivitas antioksidan, dan uji in vivo pada hewan coba.
”Kami sedang lakukan uji in vivo pada hewan coba. Yang belum dilakukan uji kadar serat. Lainnya sudah dilakukan,” ujarnya di sela kesibukan membuat roti inovasinya.
Produk roti tersebut diberi nama Rita Ok. ”Produk roti tersebut kami namai Rita Ok singkatan dari Roti Tawar Okra,” lanjutnya.
Buah okra merupakan tanaman tinggi serat dan kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Kandungan kimia dari okra di antaranya adalah 67,50 persen α-selulosa, 15,40 persen hemiselulosa, 7,10 persen lignin, 3,40 persen komponen pektik, 3,90 persen komponen lemak dan linin serta 2,70 persen ekstrak air. ”Efek kimia tersebut memiliki guna sebagai antidiabetes,” tambahnya.
Mahasiswa semester enam ini juga menerangkan, temuannya sudah disusun sejak awal April lalu. Novita dan kawan-kawannya menggagas Rita Ok untuk diikutkan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Penelitian tersebut telah dan sedang dalam masa uji. ”Ada dua tahap pengujian. Satu masih tahap proses pengerjaan, yakni uji in vivo. Tinggal satu lagi, uji serat,” jelas Novita.
Buah Okra diekstrak berbentuk gel. Gel ini dicampurkan dalam bahan pembuatan roti. ”Ada sedikit perbedaan dengan roti pada umumnya. Teksturnya sedikit lembek,” ungkap Novita.
Dalam kurun waktu tiga bulan, Novita memaksimalkan penelitannya. Melalui penelitian bimbingan dosen Rista Anggraini STP MP MSc ini berharap mendapatkan informasi produk ekstrak buah okra yang mampu menurunkan kadar gula dalam darah.
”Hal ini dapat dijadikan alternatif produk pangan aman untuk dikonsumsi penderita diabetes,” pungkasnya. (Izzudin)